JAKARTA, Arcus GPIB – Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) baru saja kita peringati. Yach,…sebegitu pentingnya pendidikan itu sangat berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Bahkan sebaliknya kalau pendidikan itu tertinggal dapat dipastikan kemunduran bangsa itu.
Sejauhmana pentingnya menata dunia pendidikan bagi negeri, Arcus GPIB mewawancarai Andriani L. Soetoto S.Ikom, M.Pd, sosok yang sangat memperhatikan arti penting pendidikan bagi anak-anak negeri ini.
Menjawab pertanyaan Arcus GPIB, bagaimana kondisi dunia pendidikan saat di Indonesia, Sekretaris Yayasan Pendidikan Kristen (Yapendik) GPIB ini mengatakan, pemerintah dengan anggaran pendidikan yang sangat besar, 20 persen dari APBN sudah melakukan terobosan untuk perbaikan, misalnya, perbaikan kurikulum, kesejahteraan guru, fasilitas pendidikan dan sebagainya.
Ini, kata Andriani, sangat terasa, sekolah-sekolah dan fasilitas pendidikan mengalami perubahan belakangan ini. Beasiswa pun yang digelontorkan pemerintah maupun dari Luar negeri juga banyak saat ini. Namun, sayangnya lapisan masyarakat paling bawah belum bisa optimal menikmati berbagai fasilitas ini.
Mereka juga sudah merasakan fasilitas seperti bantuan SPP melalui KIP (Kartu Indonesia Pintar) namun manfaatnya untuk memajukan pendidikan pada lapisan masyarakat ini belum optimal, karena kebutuhan mereka masih untuk mencukupi kebutuhan makan sandang. Maka tak heran angka PISA (Program for International Student Assessment) OECD di Indonesia masih rendah.
“Kita bersyukur GPIB hadir melalui Yapendik untuk ikut berperan dalam memajukan pendidikan terutama di wilayah wilayah padat penduduk di perkotaan, dan di daerah-daerah pedalaman maupun di daerah terluar,” tutur Andriani.
Itulah sebabnya, kata dia, 70 persen sekolah-sekolah Yapendik berada di daerah padat perkotaan dan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) ini.
Adakah hal-hal yang harus dibenahi? Andriani meminta perhatian pemerintah, baik dalam hal finansial, pendampingan dan motivasi termasuk peningkatan kualitas guru.
”Pemerintah perlu terus membantu dan memperhatikan lapisan terbawah ini. Strategi perlu dipertajam bukan hanya bantuan finansial dan beasiswa namun juga pendampingan dan motivasi supaya makin banyak dari mereka mendapat akses pendidikan lebih baik. Peningkatan kualitas guru dan bagaimana membuat profesi guru ini menarik dan bergengsi.”
Dikatakan, terobosan baru cara mengajar perlu terus ditingkatkan. Pendidikan karakter, nilai-nilai kebaikan, mentalitas optimis dan positif perlu mendapat porsi lebih banyak dalam kurikulum.
”Bagi Yapendik GPIB apa yang kita lakukan sudah dalam track yang benar, cabang-cabang Yapendik terus berupaya bergerak dan berdampak. Pembenahan terus dilakukan di sana sini. PKA Yapendik tahun ini menitikberatkan pada masalah peningkatan kualitas SDM.”
”Bersyukur juga dukungan dan perhatian dari Jemaat jemaat GPIB makin terasa. Dewan PA, GP, PKP bahkan menanyakan pada kami, apa yang bisa mereka lakukan untuk Yapendik,” imbuh Andriani seraya mengatakan salam Yapendik GPIB. /fsp