BEKASI, Arcus GPIB – Identitas gereja yang terlihat bukan dari fisiknya dan gereja bukan gedungnya. Tapi identitas gereja itu adalah bagaimana didalamnya menunjukkan persekutuan yang melayani dan bersaksi bagi kemuliaan Allah .
Demikian disampaikan Pendeta Helen Luhulima-Hukom saat melayani di Ibadah Minggu di GPIB Pondok Ungu Bekasi menguraikan Firman Tuhan dari I Timotius I: 1-6, Minggu (03/11/2024).
”Identitas Jemaat Pondok Ungu bukan gedungnya, tetapi orangnya, kita semua sebagai persekutuan dan jadilah jemaat yang misioner jangan jadi jemaat yang hanya pergi ke gereja, datang ke gereja, tetapi jadilah jemaat untuk bergereja dan bersekutu.
Dikatakan, jemaat yang bergereja didalamnya ada pelayanan dan kesaksian yang harus dilakukan, saling mengasihi, saling menegur, saling menasehati sebagai keluarga kristiani yang bertumbuh imannya.
Didalam masyarakatpun, kata Pendeta Helen, dilihat dengan baik sebagai pengikut Kristus, sebagai lilin-lilin yang bercahaya ditengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan menjadi bintang-bintang yang bercahaya dalam kegelapan malam.
Menurut KMJ GPIB Pondok Ungu ini, ada dua hal bagaimana sebagai pemimpin jemaat, yang pertama Rasul Paulus menasehati Timotius mempersiapkannya menjadi pelayan Tuhan, menjadi pemimpin umat agar tetap memiliki dedikasi yang tinggi,
Juga memiliki semangat yang tinggi dalam melayani, jangan lelah bekerja di ladang-Nya walaupun ada begitu banyak tantangan yang harus dihadapi dan bertindaklah sebagai pelayan yang memiliki karakter Kristus.
“Ini memang tak mudah dan Yesus sendiri berkata yang mau menjadi murid-Nya, harus menyangkal diri, harus rendah hati, harus mengakui kita punya keterbatasan,” tandas Pendeta Helen.
Timotius oleh Rasul Paulus diperingatkan walaupun muda jangan seorangpun menganggap rendah, tunjukkanlah kewibawaan dalam kemurnian hati, kesucian, ketulusan dan kesetiaan.
Rasul Paulus mengingatkan kepada Timotius agar jemaat Tuhan boleh menjadi keluarga Allah yang saling mengasihi karena mereka menjadi role model, mereka itu diperintahkan Tuhan keluar dari kegelapan masuk kepada terang-Nya yang ajaib dan dari terang-Nya yang ajaib diutus kembali untuk menerangi dunia.
Di bagian lain Pendeta Helen yang baru melayani selama 43 hari di Jemaat Pondok Ungu, menyampaikan bahwa ada begitu banyak jemaat yang meninggalkan persekutuan, tertarik dengan yang lain, mungkin mereka berpendapat tidak mendapatkan sesuatu dari GPIB.
“Ini menjadi sebuah tantangan bersama, mari kita rapatkan barisan di Usia Ke – 76 tahun ini, untuk tetap menjadi jemaat yang bertanggungjawab dengan tugas panggilan dan pengutusan kita masing-masing baik di tengah keluarga, di tengah gereja ini yang kita cintai dan di tengah masyarakat kita jadi contoh,” kata Pendeta Helen.
Dengan contoh yang baik, bisa membuat orang lain akhirnya sadar, ada tanggung jawab dalam kehidupannya sebagai warga gereja dan dewasa di dalam iman.
“Buatlah GPIB sebagai tempat kita bersama, rumah kita bersama, rumah yang nyaman bagi semua orang, supaya orang datang dan selalu rindu mendengarkan Firman Tuhan, rindu bertemu dengan sesama dan tetap mau melakukan yang terbaik untuk Tuhan demi kemuliaan nama-Nya,” lanjut Pandeta Helen.
Biarlah, imbuh Pendeta Helen, di Usia Ke – 76 Tahun, GPIB bangkit dengan menunjukkan identitasnya bagi persekutuan yang melayani dan bersaksi dimanapun, di 350 Jemaat Mandiri dan 280 Pos Pelayanan dan kesaksian. /Jp