Home / Misioner

Senin, 22 Januari 2024 - 12:42 WIB

Menghadapi Badai Kehidupan, Pdt Otje: “Lepas Beban yang Tidak Perlu”

JAKARTA, Arcus GPIB – Penting untuk diingat bahwa meskipun badai mengguncang, badai juga dapat membentuk seseorang menjadi pribadi yang lebih Tangguh. Mengatakan itu dalam akun youtubenya, Pendeta Dr. Jozef M.N. Hehanussa, M.Th dalam program “Setetes Embun Bagi Jiwa”  Keluarga Pandu. H, Senin (22/01/2024).

“Meskipun badai dapat mengguncang kita, badai juga dapat membentuk kita menjadi pribadi yang lebih tangguh dan penuh kasih. Hadapilah badai ini bersama Yesus Kristus Sang Juru Mudi kita,” ungkap Pendeta Jozep yang akrab disapa Otje ini mengurai Kisah Para Rasul 27 : 14 – 18.

“Badai mungkin tidak  dapat dihindari, tetapi dengan iman ketahanan adaptif dan dukungan orang lain, kita dapat berlayar dengan berserah diri, belajar beadaptasi, tetap bersatu dan memiliki iman.”

“Hidup ini penuh tantangan yang tak terduga. Seperti kapal dalam Kisah Para Rasul 27 badai kehidupan dapat mengubah, menempah ketangguhan, kebijaksanaan dan karakter diri kita.”

Baca juga  Saat Karyawan dan Majelis Sinode GPIB Menyatu dan Menyapa Alam Diketinggian

“Menghadapi tantangan dengan pola berpikir yang bertumbuh memungkinkan kita untuk menjadi lebih kuat. Pada saat-saat seperti ini sangat penting untuk menambatkan diri pada iman seperti halnya para pelaut mengamankan kapal mereka dalam menghadapi kesulitan.”

Bagaimana menghadapi badai kehidupan, ini tujuh tips Pendeta Otje:

Pertama, harus siap menghadapi badai kehidupan, akuilah tantangan itu, melawan hanya membuat kelelahan. Kedua, mengenal badai kehidupan agar bisa mengatasinya dengan baik.

Ketiga, harus mampu menyesuaikan strategi sesuai dengan badai yang dihadapi. Mau beradaptasi dengan perubahan dan temukan cara-cara baru untuk mengatasi tantangan, berusaha untuk bersikap fleksibel dan belajar dari keadaan yang berubah.

Keempat, Perlu melepasakan beban dan membuang yang menghalangi kemajuan, melepaskan beban yang tidak perlu memungkinkan menavigasi badai kehidupan dengan lebih lincah. Beban itu seperti mimpi, ambisi atau harta benda untuk maju dan bertahan hidup. menuju cakrawala baru. Berserah dan mengakui keterbatasan serta menaruh kepercayaan kepada Sang Kuasa.

Baca juga  Pesan Pendeta Sealthiel Isaac: Panggilan Kita Panggilan Melayani, Bukan Memerintah

 Kelima, identifikasi nilai-nilai utama hubungan dan iman yang menjadi penahan dan pemersatu selama masa-masa sulit. Memperkuat fondasi membantu untuk tetap teguh. Perlu bijaksana dan mencari bimbingan selama masa-masa sulit. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berdoa, mencari nasihat atau pengalaman-pengalaman.

Keenam, Menghadapi badai kehidupan butuh upaya kolektif atau kerja sama, membangun komunitas dan mengandalkan dukungan orang lain dapat memberikan kekuatan dan dorongan. Kesatuan dan kesulitan menunjukkan ketangguhan.

Ketujuh, pelaut menstabilkan kapal dengan menurunkan jangkar. Demikian pula dalam kehidupan kita. Iman berfungsi sebagai jangkar. Sesuatu yang tidak terlihat namun memiliki landasan yang dalam. Percaya pada tujuan yang lebih tinggi memberikan stabilitas dan ketahanan. Ini adalah pengingat, bahkan di lautan yang penuh badai sekalipun ada jangkar yang dapat menahannya. /fsp

Share :

Baca Juga

Misioner

Si Kembar Jepri dan Janzens Tuntaskan PST dan Pentahbisan 63 Pendeta

Misioner

Sosok Baik Hati Daniel Alfred Sabandar Wafat, Ia Wafat Di Dalam Tuhan

Misioner

Godaan dan Dosa,  Semua Manusia Tidak Berdaya dan Mati

Misioner

Tim Baksos Bolaang Mongondow Gelar Ibadah Syukur Tahun Baru

Misioner

Panter PSR XXII Diperkenalkan, Sekum Pdt. Elly Pitoy: “Kita Tidak Bicara Hanya Hari Ini”

Misioner

Terbit Pakta Integritas Gereja Ramah Anak, Majelis Sinode: “Tandatangani”

Misioner

Dari Workshop PMKI Batam, Pdt. Henry Sihasale: Roadmap Akomodir Isu Misional Gereja Terkini

Misioner

GPIB Kembali Melakukan Penerimaan Vikaris