JAKARTA, Arcus GPIB – Ia mengakhiri segalanya dengan baik dan masuk pada peristirahatan kekal dalam keabadian bersama Bapa-Nya di Surga. Ia adalah Daniel Alfred Sabandar, pria kelahiran 03 Juni 1940 yang wafat 27 Februari 2024.
Meninggalkan seorang istri Henriette Tutuhatunewa dan anak Vanca Avilia Sabandar, Margie Christine Sabandar, Maria Inggrid Sabandar dan Chris Ariafitz Gerald Sabandar. Rangkaian ibadah penghiburan dan ibadah pelepasan jenazah menghantar kepergiannya, dimakamkan di San Diego Hills Memorial Park 29 Februari 2024 yang dilayani Pendeta Rudy Ririhena, KMJ GPIB Kelapa Gading Jakarta Utara.
Daniel Alfred Sabandar sebelumnya adalah sosok pelaut dan pernah sebagai General Manager PT Scorpa Pranedya yang menghantarnya menjadi figur sukses. Mantan Majelis di GPIB Martin Luther Jakarta Timur beberapa periode ini saat menghembuskan napas berusia 84 tahun 8 bulan.
Pendeta Rudy Ririhena, dalam sambutannya di Rumah Duka mengatakan, Keluarga Sabandar merupakan bagian keluarga besar Gereja Protestan di Indonesia (GPI) yang selalu bersama-sama dalam pelayanan GPI.
“Banyak warga GPIB Kelapa Gading yang terlibat dalam Pelayanan GPI. Jadi atas nama Badan Pelaksana Harian GPI mengucapkan turut berbelangsungkawa atas dimuliakan Tuhan, Bapak Danil Alfred Sabandar,” tutur Pendeta Rudy Ririhena.
Sekretaris Umum GPI Pendeta Sisca Tuwanakotta-Felubun dalam khotbahnya pada ibadah pengihiburan di rumah duka mengatakan bahwa Almarhum Daniel Alfred Sabandar adalah sosok yang dikenal baik yang meninggal di dalam Tuhan.
“Saya sungguh yakin dan percaya bahwa Almarhum Daniel Alfred Sabandar sepanjang hidupnya melakukan apa yang Tuhan Yesus ajarkan dan semua yang telah dilakukan sepanjang hidupnya,” tutur Pendeta Sisca.
Tidak ada manusia yang bersih seperti Tuhan Yesus. Tapi karena hidup didalam Tuhan, Tuhan mengampuninya. Dan perbuatan baik sebagai pengikut Kristus menyertai untuk dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan.
Dikatakan, tidak ada manusia yang lepas dari salah dan dosa. Mungkin saja ada perbuatan-perbuatan Almarhum Almarhum Daniel Alfred Sabandar semasa hidup yang tidak berkenan, Tuhan mengampuninya.
“Yang menyertai orang yang meninggal bukan harta bendanya, bukan jabatannya, tetapi perbuatannya, perbuatannya yang akan menyertainya. Selama hidup di dalam Tuhan, hidupnya dikuasai oleh Yesus Kristus, melakukan apa yang Tuhan Yesus ajarkan meka itulah yang akan menyertainya,” tandas Pendeta Sisca.
Untuk itu, kata Pendeta dari GPI Papua ini, peringatan buat yang masih hidup untuk sesegera bertobat. “Jangan dekat-dekat akhir hidup baru bertobat,” tuturnya. Hiduplah didalam Tuhan, supaya ketika mati, mati di dalam Tuhan dan perbuatan itu menyertai.
Ia berpesan, selama hidup jangan sombong karena pendidikan tinggi, sombong karena gelar yang banyak yang kesemuanya tidak akan dibawa saat mati. “Jangan sombong karena harta benda, kekayaan. Karena kalau kita mati tanah kita hanya 2 kali 1 meter. Jadi, rendah hatilah seperti Tuhan Yesus,” imbuhnya.
/Frans S. Pong, Arcus GPIB