JAKARTA, Arcus GPIB – Mereka yang hidupnya berorientasi pada hukum Taurat dan menganggap Taurat adalah Sang Penyelamat, orang tersebut masih berada dalam perhambaan dosa.
Demikian disampaikan Pdt. Seathiel Izaak Rabu (30/11/2022) mengangkat tema: “Diperanakkan Menurut Daging atau Berdasarkan Janji” mengurai Firman Tuhan dari Galatia 4: 21-31.
Dikatakan, hukum Taurat itu adalah “penuntun” tidak membebaskan manusia dari dosa. Justru melalui hukum Taurat manusia semakin melihat ketidakberdayaannya sebagai orang berdosa. Sedangkan mereka yang percaya kepada Yesus, mereka hidup berdasarkan janji, yang telah digenapkan dalam Yesus sebagaimana Galatia 3:6-11.
“Maka keselamatan, tidak kita peroleh karena menaati hukum Taurat. Keselamatan adalah anugerah Allah di dalam Yesus Kristus. Sebab mereka yang diperanakkan dari daging adalah daging adanya. Sedangkan mereka yang dilahirkan dari Roh, hidup oleh Roh.”
“Jika kita memberi diri dipimpin oleh Roh, kita tidak hidup di bawah hukum Taurat. Sebab mereka yang telah menjadi milik Yesus telah menyalibkan daging dan segala keinginannya.”
“Paulus memakai cerita ini sebagai kiasan. Bahwa mereka yang hidup berdasarkan hukum Taurat, sama seperti anak Abraham yang diperoleh dari Hagar. Tetapi mereka yang percaya berdasarkan janji, sama seperti anak Abraham yang dilahirkan oleh Sara. Mereka adalah “ahli waris” keselamatan, yang berhak atas semua janji Allah.” /fsp