JAKARTA, Arcus GPIB – Pertobatan harus dilakukan dengan sungguh. Bukan sesuatu yang sifatnya lahiriah, formalitas, ceremonial. Mengatakan itu Pendeta Sealthiel Izaac Rabu (15/2/2023) mengurai Firman Tuhan Yoel 2: 12-17 mengangka tema: Koyakkanlah Hatimu Dan Jangan Pakaianmu.
Pertobatan yang sungguh akan menghasilkan buah pertobatan yang nampak dalam sikap hidup, tingkah laku hidup yang mengasihi Allah dan sesama. Ini menjadi penting, karena tidak akan ada sukacita, kebahagiaan dan kelimpahan berkat, tanpa mengoyakkan hati.
“Koyakkanlah hatimu dan bukan pakaianmu” (ay.13). Mengoyakkan hati, artinya datang kepada Allah dengan hati yang hancur, menyesal dan merendahkan diri. Agar dengan pertobatan ini, Allah menyesal atas hukuman yang telah dijatuhkan-Nya. Karena Allah, pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Dengan penyesalan ini, Allah menghadirkan berkat-Nya yang menjadi korban mereka bagi Allah (ay13,14).
“Saat kita gagal, Allah memanggil kita supaya bertobat. Pertobatan yang datang dari hati, bukan pertobatan yang sifatnya lahiriah, ceremonial tanpa menyentuh hati. Pertobatan yang sungguh: datang dengan merendahkan diri dihadapan-Nya, mengaku dosa dalam penyesalan dan memohon agar Allah berkenan mengampuni kita,” kata Pendeta Sealthiel.
Tidak semua orang yang rela mengoyakkan hatinya, karena kesombongan, kekerasan hati, selalu merasa paling benar. /fsp