JAKARTA, Arcus GPIB – Mewartakan kebaikan Allah kepada semua ciptaanNya tida dapat ditawar-tawar lagi, itu adalah perintah. Bukankah umat Allah dipanggil dan dipilih untuk tugas mulia itu.
“Perintah untuk menceritakan kemuliaan-Nya diantara bangsa-bangsa,” ungkap Pdt (Em) Isack Zelthiel menunjuk Mazmur 96:3 sebagaimana SBU Kamis (16/12). Menurutnya, pesan tersebut merujuk kepada “Amanat Agung” yang di berikan Yesus bagi orang percaya untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia, sebagaimana Matius 28:18-20.
Situs GPIB Gideon Depok menyebutkan, Injil adalah kabar baik dan sukacita yang mutlak diberitakan. Injil perlu hidup terlebih dahulu dalam ruang pikiran, kemudian dalam ruang spiritual. Amsal 3: 13-20 menekankan bahwa hikmat dari Allah adalah “Big Data” yang sesungguhnya; sebuah “Mega Karya” yang nilainya mengatasi apa yang dapat diagungkan oleh mereka yang berpikir duniawi.
“Kita perlu masuk dalam literasi hikmat. Lalu mewartakannya melalui berbagai pengungkapan di ruang media sosial tersebut (online).”
“HIkmat Allah perlu memenuhi ruang-ruang digital. Dengan hikmat-Nya, kita terhubung dengan sumber ilahi, yaitu Allah yang Mahabesar. Kita juga senantiasa dipandu untuk menyatakan gambaran besar tentang diri-Nya. Dalam ruang online Dia harus semakin besar, kita semakin kecil (Yoh 3: 30). Di luar panduan hikmat-Nya, kita hanya menghadirkan informasi sampah (minus kasih). Dengan kata lain, tidak ada “permata” dalam informasi yang tidak berisi hikmat-Nya.”
Jadikanlah smartphone sebagai “alat kehidupan” yang menghubungkan penggunanya dengan panggilan spiritual, menjadi pewarta kerajaan-Nya, yakni kerajaan kasih. Allah haruus memerintah dalam ruang online! /fsp