BANDUNG, Arcus GPIB – Tuhan mau kita untuk melayani bersama-sama dalam kasih, dalam solidaritas, dalam kesungguhan untuk mengerjakan hal-hal baik bersama.
Mengatakan itu Pdt. Maurien M. Nugraha-Timisela di Ibadah Hari Minggu ke XVII Sesudah Pentakosta GPIB Maranatha Bandung 02 Oktober 2022 mengurai Firman Tuhan Kolose 1: 1-14.
“Untuk kita semua yang sudah melayani dan akan terus melayani bahwa pelayanan itu bukan tentang orang per orang, palayanan itu bukan tentang saya, tapi pelayanan itu tentang Tuhan dan semua kebaikanNya,” tutur Maurien berharap menghindari penonjolan diri.
Semua pelayan yang dipakai oleh Tuhan harus melihat pelayanan itu sebagai sebuah kebersamaan. Jangan ada penonjolan diri. Kalau Paulus mau dia bisa menonjolkan diri lalu mengabaikan teman-temannya yang lain karena dia punya pemikran-pemikiran teologis yang cemerlang, dia punya pelayanan yang hebat.
Dalam khotbahnya, Maurien juga mengajak warga jemaat untuk tetap menyandarkan hidu kepada Tuhan dan tetap bersyukur atas segala yang Tuhan berlakukan.
“Hal apapun yang kita alami dalam perjalanan hidup kita mau diingatkan bahwa situasi terus berubah, tapi Tuhan tidak berubah kasih dan pertolonganNya sehingga sikap iman kita tidak mengalami perubahan,” tandasnya.
“Yang kita tahu bahwa seiap hari, ketika Tuhan meganugerahkan kesempatan hidup dengan semua hal baik didalamnya maka kita patut mengucap syukur. maka sebagai orang percaya kita patut untuk memuliakan Kristus karena kasih dan anugrahNya dalam kehidupan ini.”
“Dan dalam rangka pengucapan syukur itu maka seharusnya kita ada dalam sebuah kesadaran bahw mungkin hari ini kita diizinkan mengalami hal-hak baik tapi besok kita tidak tahu.”
“Kalau hari ini kita bisa bersama disekitar Firman Tuhan baik dalam gereja maupun juga di rumah masig-masing. Kita tidak pernah tahu tentang situasi yang kita hadapi. Kita tidak pernah tahu hidup ini akan seperti apa dan bagaimana.”
Catatan Arcus Media Network mengutip huriakristenindonesia hanya kasih karunia yang bisa membuat hidup selaras dengan firman Tuhan.
“Kasihilah Tuhan dan sesama dengan sepenuh hati dan jiwamu, dan milikilah hubungan yang karib dengan Dia. Hiduplah bergaul dengan Tuhan, dan kita akan mendapat kasih karunia. Pelihara iman dengan hidup berkenan kepada Allah meskipun berada di tengah-tengah jaman dan situasi yang penuh dengan dosa.”
Kasih karunia bukan sekedar sesuatu pemberian Allah, kasih karunia mempunyai arti yang jauh melebihi itu. Di tengah-tengah angkatan yang bengkok, jahat, dan cabul, Nuh mendapatkan kasih karunia di mata TUHAN, karena Nuh tetap menjalin komunikasi intim terhadap Tuhan dan tetap hidup dalam kekudusan. Allah datang menguatkan Nuh, berdiri mendampingi Nuh, dan menopang Nuh.
“Jadi kasih karunia bukan hanya suatu yang Allah berikan kepada kita, melainkan Allah sendiri mendatangi kita, bekerja bagi kita bahkan Dia di dalam kita.” /fsp