JAKARTA, Arcus GPIB – Komisi Germasa GPIB Paulus Jakarta sukses melaksanakan Vote Talk mengangkat tema: “Keterlibatan Gereja Dalam Mendorong Integrasi Masyarakat Demi Suksesnya Pemilu 2024” yang diselenggarakan di GPIB Paulus Jakarta, Sabtu (18/11/2023).
Sukses selain karena menghadirkan pembicara kompetensi di bidangnya juga dihadiri cukup banyak peserta dan antusias terlibat dalam diskusi dan tanya jawab dengan narasumber. Pembicara Vote Talk yang dipandu Xena Samallo adalah Ketua II MS GPIB Pendeta Manuel E. Raintung, S.Si, MM, Pengamat Politik Jeirry Sumampouw, S.Th dan Penatua Dr. Marphin Panjaitan.
Persoalan pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres berpasangan dengan Prabowo Subianto menjadi bahasan menarik dalam forum tersebut. Begitu juga dengan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD serta pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, semua didiskusikan secara terang benderang.
Ketua II MS GPIB Pendeta Manuel Raintung mengajak warga GPIB untuk turut serta dan aktif dalam Pemilu 2024 dan memilih yang benar-benar bisa membawakan aspirasi masyarakat saat terpilih salah satu kriteria itu adalah sosok yang mau memperjuangkan kebebasan beragama dan peduli terhadap perempuan.
“Pilihlah yang memiliki komitmen memperjuangkan kebebasan beragama,” tutur Manuel mengulas “Peran GPIB dalam Pemilu 2024 untuk Memperkuat Integrasi Masyarakat”.
Dikatakan, persoalan kebebasan beragama beberapa tahun terakhir ini semakin memprihatinkan. Padahal kemajemukan agama adalah salah satu warisan bangsa yang sangat berharga. Dan kalau kecenderungan seperti ini terus dibiarkan, maka ini merupakan ancaman terhadap NKRI.
“Karena itu, sangat diharap parlemen kita nanti akan diisi oleh partai dan orang-orang yang memiliki komitmen yang sungguh-sungguh dalam mempertahankan kebebasan beragama di negeri ini,” ujar Manuel.
“Pilihlah yang memiliki komitmen untuk membela rakyat miskin dan tertindas. Persoalan rakyat miskin dan tertindas selalu menjadi duri dalam capaian-capaian pembangunan bangsa kita saat ini. Pasalnya, isu ini seringkali tidak menjadi pertimbangan utama dalam rangka melaksanakan pembangunan.”
“Pilihlah yang memiliki komitmen terhadap perjuangan perempuan! Persoalan perempuan harus terus menjadi perhatian kita. Ketertinggalan dan keterbelakangan perempuan serta akses ke ruang publik yang masih sangat terbatas membutuhkan komitmen perjuangan yang sungguh-sungguh.” /fsp