Home / Misioner

Jumat, 23 Agustus 2024 - 17:49 WIB

Ketat, Crisis Center GPIB Kembali Latih 20 Personel

Tim resque pelatihan penyelamatan di air beraksi dengan perahu karet.

Tim resque pelatihan penyelamatan di air beraksi dengan perahu karet.

BOGOR, Arcus GPIB – Setelah melalui ibadah yang dilayani Ketua I Pendeta Marthen Leiwakabessy dan dibuka oleh Ketua Dept. Pelkes Pendeta Sterra Gerrits Pelaksanaan ToT lanjutan “Vertical Rescue and Swift Water Rescue Level II” dilaksanakan.

ToT yang diselenggarakan CC-UPB GPIB Dept. Pelkes dalam dua hari ini 22-23 Agustus 2024 berjalan mulus dalam disiplin yang tinggi dan akan berakhir 24 Agustus 2024.

Telat hadir dipastikan kena sanksi termasuk menginjak tali yang dipakai dalam pelatihan juga kena sanksi push up.

Ketua I MS GPIB Pdt. Marthen Leiwakabessy menyerahkan Sertifikat Penghargaan kepada komunitas IDERU.

Di hari pertama 22/8/2024 sukses dilakukan di Sungai Cisadane Bogor. Demikian pula pelaksanaan ToT hari kedua 23/8/2024 juga berhasil mendidik Tim yang terdiri dari 20 orang utusan beberapa Mupel dan Jemaat. Pelatihan resque dengan Koordinator Lapangan Karl Simatupang  bergerak dalam disiplin yang tinggi yang diterapkan terhadap peserta.

Rescue penyelamatan penanggulangan bencana di Sungai Cisadana Bogor melibatkan instruktur-instruktur kawakan yang punya pengalaman resque penyelamatan diberbagai tempat yang mengalami bencana yang dikomandoi Tonny Dumalang.

Personel Dept. Pelkes menaikkan pujian seraya memberi semangat kepada peserta ToT.

Semangat ikut terlibat dalam memitigasi bencana dilakukan Tim Resque di Sungai Cisadane.

Terus mendayung di perahu karet dalam gairah kemanusiaan untuk terus belajar melakukan yang terbaik bagi sesama.

Pelatihan menerapkan beberapa materi yang keseluruhan dilakukan di Sungai Cisadane. Sebagaimana diketahui cukup banyak teknik penyelamatan di air atau sungai yang bisa dilakukan.

Baca juga  Ada Gereja Protestan, KH Ma’ruf Amin Resmikan Enam Rumah Ibadah Di Universitas Pancasila

Teknik-teknik penyelamatan dan evakuasi yang dapat digunakan untuk mengevakuasi orang yang terjebak di sungai. Peserta diberikan dasar-dasar teknik penyelamatan yaitu teknik menolong orang yang terjebak di air. Dalam kesempatan itu juga diberikan teknik dasar ini mencakup teknik penarikan, teknik melempar tali untuk menyelamatkan korban.

Di hari  kedua, resquers disajikan materi pelatihan penyelamatan jiwa dari bencana di ketinggian seperti antara lain di gedung-gedung bertingkat atau tempat-tempat ketinggian lainnya. Untuk pelatihan penyelamatan di Gedung-gedung bertingkat diawaki instruktur Alex Patty Ketua Komunitas Indonesia Disaster Emergency Response Unit (IDERU) yang diawaki oleh Alex Patty dan Tim.

Founder IDERU melakukan briefing dan pembekalan kepada peserta ToT GPIB

Perserta ToT terlihat gesit melakukan cara-cara penyelamatan diketinggian.

Sama seperti resque di air, tingkat kesulitan juga dirasakan peserta dalam melaksanakan  pelatihan penyelamatan jiwa orang dari tempat-tempat ketinggian. Peserta sebelumnya diberi teori dan dasar-dasar penyelamatan untuk kemudian dipraktikkan saat praktik di Bukit Caringin yang merupakan Diklat IDERU yang dikelilingi bukit-bukit terjal yang memang cocok untuk pelatihan emergency.

Pelatihan juga melibatkan Tim Medis yang diawaki dr. A. Gustav yang punya jam terbang tinggi dalam menangani kasus-kasus medis yang berkaitan dengan resque. Juga dibantu Tim Perawat yang andal yang biasa disapa Oma Etha.

Peserta Rescue dari berbagai jemaat dan Mupel semangat mengikuti pelatihan.

Koordinator Lapangan Karl Simatupang saat menyapa peserta sembari memberi arahan dalam ToT

Dua peserta perempuan tekun menyelesaikan semua sesi pelatihan yang diberikan instruktur.

Catatan Arcus GPIB mengutip sebuah situs disebutkan bahwa Indonesia merupakan negara yang rentan terhadap bencana. Baik yang disebabkan oleh faktor alam seperti gempa bumi dan tsunami, faktor non-alam seperti epidemi dan wabah penyakit, hingga faktor manusia seperti konflik sosial.

Baca juga  Wagub Sultra, Dr. H. Lukman Abunawas Buka Sidang Tahunan Mupel GPIB Di Sulselbara

Apapun yang menjadi penyebabnya, terjadinya sebuah bencana dapat menyebabkan jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda, rusaknya harta benda, serta dampak psikologis terhadap korban.

Dalam kata lain, bencana dapat dikatakan juga sebuah ancaman keamanan. Suatu rencana pengamanan yang baik sudah sewajarnya memperhatikan potensi bencana-bencana yang dapat terjadi dan berdampak terhadap area/objek yang diamankan.

Hal-hal seperti sosialisasi mengenai sumber bahaya, penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup dapat dilakukan guna mengurangi atau bahkan menghilangkan potensi terjadinya sebuah bencana.

Terlebih lagi, berbagai kegiatan seperti pengenalan dan pemantauan risiko bencana, pengamatan gejala bencana, dan pengaturan pembangunan dapat dilakukan untuk memitigasi dampak terjadinya bencana.

Akan tetapi, kenyataan bahwa terdapat bencana yang penyebabnya terjadinya berada di luar kendali manusia tidak dapat dipungkiri. Saat bencana terjadi, status keadaan darurat dapat diterapkan oleh Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Tanggap Darurat Bencana

Dalam UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, yang dimaksud dengan tanggap darurat bencana merupakan serangkaian kegiatan yang segera dilakukan pada kegiatan bencana.

Tanggap darurat sendiri merupakan satu dari tiga tahap dalam penanggulangan bencana, yang berada setelah tahap prabencana dan sebelum pascabencana. /fsp

Berikut Dibawah Ini Peserta ToT CC UPB GPIB 

Share :

Baca Juga

Misioner

Pdt. Roberto Wagey Akan Layani Ibadah Syukur HUT Ke-41 Yapendik di GPIB Galilea Bekasi

Misioner

“Hanya Tuhan Tahu Hari Esok, Mengubah Kesulitan Menjadi Menyenangkan”

Diakonia

PDP Batch 3 untuk Tingkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Pendeta

Misioner

Renungan Singkat Pdt. Jan Jona Lumanauw Tembus 700, Hanya 2,9 Menit Lho…

Misioner

Pemimpin Harus Orang yang Pas, Jangan Memaksakan Diri

Misioner

Setara untuk Semua Agama, Ini Kata Dirjen Ali Ramdani dan Pdt. Rudolf Andreas Tendean

Misioner

Ada Gereja Protestan, KH Ma’ruf Amin Resmikan Enam Rumah Ibadah Di Universitas Pancasila

Misioner

Mantan Menteri Agama Di HUT Ke-75 GPIB: Umat Beragama Wajib Bangun Konsensus