BOGOR, Arcus GPIB – Setelah melalui ibadah yang dilayani Ketua I Pendeta Marthen Leiwakabessy dan dibuka oleh Ketua Dept. Pelkes Pendeta Sterra Gerrits Pelaksanaan ToT lanjutan “Vertical Rescue and Swift Water Rescue Level II” dilaksanakan.
ToT yang diselenggarakan CC-UPB GPIB Dept. Pelkes dalam dua hari ini 22-23 Agustus 2024 berjalan mulus dalam disiplin yang tinggi dan akan berakhir 24 Agustus 2024.
Telat hadir dipastikan kena sanksi termasuk menginjak tali yang dipakai dalam pelatihan juga kena sanksi push up.
Di hari pertama 22/8/2024 sukses dilakukan di Sungai Cisadane Bogor. Demikian pula pelaksanaan ToT hari kedua 23/8/2024 juga berhasil mendidik Tim yang terdiri dari 20 orang utusan beberapa Mupel dan Jemaat. Pelatihan resque dengan Koordinator Lapangan Karl Simatupang bergerak dalam disiplin yang tinggi yang diterapkan terhadap peserta.
Rescue penyelamatan penanggulangan bencana di Sungai Cisadana Bogor melibatkan instruktur-instruktur kawakan yang punya pengalaman resque penyelamatan diberbagai tempat yang mengalami bencana yang dikomandoi Tonny Dumalang.
Pelatihan menerapkan beberapa materi yang keseluruhan dilakukan di Sungai Cisadane. Sebagaimana diketahui cukup banyak teknik penyelamatan di air atau sungai yang bisa dilakukan.
Teknik-teknik penyelamatan dan evakuasi yang dapat digunakan untuk mengevakuasi orang yang terjebak di sungai. Peserta diberikan dasar-dasar teknik penyelamatan yaitu teknik menolong orang yang terjebak di air. Dalam kesempatan itu juga diberikan teknik dasar ini mencakup teknik penarikan, teknik melempar tali untuk menyelamatkan korban.
Di hari kedua, resquers disajikan materi pelatihan penyelamatan jiwa dari bencana di ketinggian seperti antara lain di gedung-gedung bertingkat atau tempat-tempat ketinggian lainnya. Untuk pelatihan penyelamatan di Gedung-gedung bertingkat diawaki instruktur Alex Patty Ketua Komunitas Indonesia Disaster Emergency Response Unit (IDERU) yang diawaki oleh Alex Patty dan Tim.
Sama seperti resque di air, tingkat kesulitan juga dirasakan peserta dalam melaksanakan pelatihan penyelamatan jiwa orang dari tempat-tempat ketinggian. Peserta sebelumnya diberi teori dan dasar-dasar penyelamatan untuk kemudian dipraktikkan saat praktik di Bukit Caringin yang merupakan Diklat IDERU yang dikelilingi bukit-bukit terjal yang memang cocok untuk pelatihan emergency.
Pelatihan juga melibatkan Tim Medis yang diawaki dr. A. Gustav yang punya jam terbang tinggi dalam menangani kasus-kasus medis yang berkaitan dengan resque. Juga dibantu Tim Perawat yang andal yang biasa disapa Oma Etha.
Catatan Arcus GPIB mengutip sebuah situs disebutkan bahwa Indonesia merupakan negara yang rentan terhadap bencana. Baik yang disebabkan oleh faktor alam seperti gempa bumi dan tsunami, faktor non-alam seperti epidemi dan wabah penyakit, hingga faktor manusia seperti konflik sosial.
Apapun yang menjadi penyebabnya, terjadinya sebuah bencana dapat menyebabkan jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda, rusaknya harta benda, serta dampak psikologis terhadap korban.
Dalam kata lain, bencana dapat dikatakan juga sebuah ancaman keamanan. Suatu rencana pengamanan yang baik sudah sewajarnya memperhatikan potensi bencana-bencana yang dapat terjadi dan berdampak terhadap area/objek yang diamankan.
Hal-hal seperti sosialisasi mengenai sumber bahaya, penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup dapat dilakukan guna mengurangi atau bahkan menghilangkan potensi terjadinya sebuah bencana.
Terlebih lagi, berbagai kegiatan seperti pengenalan dan pemantauan risiko bencana, pengamatan gejala bencana, dan pengaturan pembangunan dapat dilakukan untuk memitigasi dampak terjadinya bencana.
Akan tetapi, kenyataan bahwa terdapat bencana yang penyebabnya terjadinya berada di luar kendali manusia tidak dapat dipungkiri. Saat bencana terjadi, status keadaan darurat dapat diterapkan oleh Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Tanggap Darurat Bencana
Dalam UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, yang dimaksud dengan tanggap darurat bencana merupakan serangkaian kegiatan yang segera dilakukan pada kegiatan bencana.
Tanggap darurat sendiri merupakan satu dari tiga tahap dalam penanggulangan bencana, yang berada setelah tahap prabencana dan sebelum pascabencana. /fsp
Berikut Dibawah Ini Peserta ToT CC UPB GPIB