JAKARTA, Arcus GPIB – Hari ini, Kamis 5 Januari 2023 Paus Benediktus XVI dimakamkan. Sebagaimana diketahui Tokoh Katolik ini meninggal dunia tanggal 31 Desember 2022 setelah mengatakan dalam Bahasa Italia: “Tuhan, saya mengasihiMu.”
Dunia kehilangan sosok fenomenal wafat diusia 95 tahun. Ketua Umum PGI Pendeta Gomar Gultom mengatakan, Paus Benediktus XVI gigih menentang pemikiran para teolog progresif seperti teologi pembebasan, dan penolakannya atas aborsi, eutanasia dan LGBT.
“Beliau sangat terbuka dan mendorong dialog antar gereja, dan bahkan antar agama,” kata Gomar seperti dilansir laman PGI.
Paus yang punya nama lahir Joseph Aloisius Ratzinger ini pernah memimpin Gereja Katolik Roma selama kurang dari delapan tahun hingga pada 2013 dan mengundurkan diri karena sakit, dan menjadi Paus pertama yang mengundurkan diri sejak Gregorius XII pada tahun 1415, 600 tahun yang lalu.
Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) pun menyampaikan turut berduka atas kematian Paus yang pernah menjabat Uskup Agung München dan Freising, Jerman (1977–1982), Kardinal-Imam Santa Maria Consolatrice al Tiburtino (1977–1993) dan Presiden Komisi Teologi Internasional (1981–2005).
Kebanggaan terhadap sosok Paus Benediktus XVI juga datang dari Pendeta Dr. Jozef M.N. Hehanusa, M.Th. Dalam akun youtubenya ia menyampaikan keteladan dari seorang Paus Benediktus XVI.
Dikatakan, Paus Benediktus XVI adalah Teolog dan akademisi mengajarkan bahwa kuasa bukanlah segala-galanya dan Paus tidak membiarkan dirinya dipengaruhi oleh kuasa.
“Paus Benediktus XVI mengajarkan kita bahwa dunia harus dipimpin oleh orang-orang yang cocok dengan zaman itu. Orang yang tidak cocok dengan zaman itu jangan memaksakan diri untuk menjadi pemimpin atau memiliki kuasa,” tutur Pendeta Jozef yang akrab disapa Otje ini menyikapi pengunduran diri Paus pada 2013.
Menurut Otje, Paus Benediktus XVI tidak setuju bahwa dia mengundurkan diri karena banyaknya masalah kepausan saat itu. Ia merasa bukan lagi orang yang Pas untuk memimpin Kepausan saat itu.
“Ini adalah jiwa besar seorang pemimpin yang berani mengakui bahwa dia sudah tidak sesuai lagi untuk terus memimpin dan harus digantikan oleh orang lain yang lebih tepat,” imbuh Otje. /fsp