JAKARTA, Arcus GPIB – Kalau lelaki yang menjadi Kepala Keluarga itu sudah biasa. Bukankah itu kodrati bahwa lelaki adalah pihak yang wajib menghidupi sebuah keluarga. Namun ini terjadi bahwa perempuan dalam kondisi tertentu mau tidak mau bisa menjadi kepala keluarga.
Merasakan kondisi itu, kepedulian mengulik hatinya, empati terhadap perempuan-perempuan yang ditinggal suami menjadi perhatiannya. Merasakan senasib dan sepenanggungan ia lalu mendirikan sebuah komunitas PERSEKUTUAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PPKK).
Dia adalah Suismiati, sosok perempuan tangguh, Ketua IV Majelis Sinode GPIB periode MS-18, dengan empat anak, yakni Andi Widjajanto, Wisnu Gautama, Shinta Devanagari, dan Rizal Rinaldi.
Dalam wawancaranya, Suismiati di kediamannya di bilangan Cilangkap Jakarta Timur belum lama ini mengatakan, didirikannya PPKM ini karena melihat situasi dan kondisi kaum perempuan yang ditinggal suami sebagai kepala keluarga. Diakuinya, tidak mudah untuk bisa mandiri sebagai perempuan saat-saat ditinggal pergi suami karena meninggal dunia.
“Separuh jiwa ini rasanya melayang,” tutur perempuan yang bersuamikan tokoh Kristiani, mantan anggota DPR dari PDI Perjuangan, dan mantan Panglima Kodam IX/Udayana Mayjen (Purn) Theo Syafei yang meninggal dunia tahun 2011.
Karena itu, kata Suismiati, dari rasa senasib, sepenanggungan didirikannya PPKM agar anggota yang jumlahnya sekitar 140 orang yang ada didalamnya bisa saling menguatkan. “Dalam persekutuan ini ada yang masih punya anak yang kecil-kecil,” tandas Suismiati.
Wanita yang pernah aktif di Korps Wanita Angkatan Darat ini (KOWAD), mengatakan, PPKK ini untuk saling menguatkan satu sama lainnya. Kedepan beberapa program kerja akan dilakukan salah satunya adalah melaksanakan retreat.
“Dengan retreat ini diharapkan memberikan penguatan kepada ibu-ibu sebagai kepala keluarga,” kata Suismiati, warga jemaat GPIB Horeb Jakarta Timur ini. /fsp/den