BAKASI, Arcus GPIB – Penatua Edy Maulana SoeiNdoen meminta warga Jemaat untuk mendengar Firman Tuhan serta melakukannya.
“Mendengar tapi tidak melakukan sama dengan mendirikan rumah tanpa dasar yang kokoh. Iman yang tidak kokoh akan mudah patah atau tumbang ketika diterpa angin pencobaan,” kata Penatua Edy Maulana SoeiNdoen, Bendahara MS GPIB mengurai Firman Tuhan dari Lukas 6 : 49.
Mengapa mudah roboh? Karena tidak menempatkan Yesus sebagai yang utama. Yesus hanya dijadikan sampingan bukan yang utama.
“Yesus kita jadikan sebagai pelengkap penderita dan Yesus seringkali kita jadikan hanya duduk dibangku cadangan,” tandas Edy dalam ibadah Utus-Sambut Pendeta Semuel A.Z. Karinda KMJ Jemaat Immanuel Medan dan Pendeta Sandra Rachel Sormin KMJ Jatipon Bekasi Minggu 05/11/2023.
Kesaksian harus menjadi berkat dan diwujudkan dalam tiga langkah pemantapan iman, yang pertama datang kepada Yesus ini menunjukkan rasa membutuhkan Yesus sebagai Juruselamat, yang kedua mau mendengarkan, artinya siap dan mau dibentuk oleh pengertian akan Firman dari Yesus agar sungguh-sungguh berakar dan bertumbuh diatas segala kehormatan.
Yang ketiga dipanggil untuk melakukan dan mengerjakan iman kita kepada Yesus dalam perilaku hidup seperti perilaku Yesus yang hidup dalam kasih, berbela rasa, solidaritas, berlaku adil dan selalu memperjuangkan cinta damai.
Menurut Edy, utus – sambut merupakan serah terima jabatan yang penting dalam proses bergereja dan kehidupan berjemaat.
Dalam setiap alih tugas ada proses pembelajaran, saling berbagi, saling mengisi dan apabila ini dilakukan terus menerus dengan baik maka pada gilirannya semua mempunyai kesamaan, kesepamahaman, saling bertukar pengalaman dan diharapkan GPIB akan bertumbuh menjadi gereja yang semakin dewasa.
Pendeta Sandra Rachel Sormin mengungkapkan rasa syukur atas Utus-Sambut yang terjadi.
“Dari hati yang paling dalam dengan ketulusan, ini adalah waktu Tuhan untuk saya boleh datang melayani pekerjaan-NYA, saya bukan siapa-siapa, saya bukan apa-apa tetapi yang saya yakini Tuhan yang menghadirkan saya di tempat ini, Tuhan yang akan terus merahmati saya dengan hikmatnya, Tuhan yang akan terus menguatkan saya untuk terus berjalan bersama,” kata Sandra.
“Motto saya “waktu Tuhan adalah kesempatan berharga untuk kita memberi yang terbaik bagi Tuhan, yang menyenangkan hati Tuhan dan itu dapat dilakukan jika kita saling bekerja sama, saling menopang, saling melengkapi, saling menguatkan, saling mendoakan, bergandengan tangan dan lewat kerja sama yang baik akan terwujud damai sejahtera Allah bagi persekutuan di jemaat ini.” /Jp