Home / Misioner

Senin, 6 Desember 2021 - 13:25 WIB

YESUS Manusia Universal, Menjadi Besar Karena Kerendahan

Sumber: REPRO

Sumber: REPRO

Oleh: Dr. Wahyu Lay, GPIB Cipeucang, Jonggol, Jawa Barat

INI menunjukkan, ketika Yesus Kristus mengatakan bahwa “ akulah jalan kebenaran dan kehidupan” Aku sebagai manusia yang mempresentasikan manusia universal yang mengajukan dan mempraktikkan hukum kasih sebagai hukum paling pokok.

Disinilah Yesus tampil sebagai Uber Mensch-Nya Nietzsche. Yaitu, , manusia yang telah menghayati Hukum Kasih dalam batinnya. Manusia yang telah mengatasi kesempitan diriNya untuk terbuka dan membuka diriNya untuk terbuka dan membuka dirinya bagi semua manusia.

Dan ini adalah manusia yang didambakan oleh Yesus. Inilah manusia yang dikehendaki oleh Yesus untuk menjadi pengikutNya yang setia. Ia tidak lagi membeda- bedakan orang, melainkan merangkul dan mencintai semua orang sebagai sama-sama ciptaan

Tuhan. Dan demi orang-orang itulah ia yang mengaku diri sebagai pengikut Kristus, pengikut Jalan kasih, mengabdikan dirinya. Manusia universal ini adalah manusia untuk orang lain. Manusia yang peduli akan hak dan kepentingan orang lain.

Ia adalah orang Samaria yang baik hati, yang tidak hanya menolong orang yang sedang dalam kesusahan hanya karena ia berasal dari sukunya, agamanya, kelompoknya, atau karena ia akan mendapatkan sesuatu dari yang ditolong.

Baca juga  PGI Mengecam Penyiksaan dan Pembunuhan Nakes di Kiwirok, Papua

Melainkan karena orang lain itu begitu berharga sebagai sesama manusia ciptaan Tuhan. Untuk memperlihatkan diriNya sebagai manusia universal, manusia kasih, Yesus justru mengambil tempat kelahiranNya di sebuah kandang yang hina.

Di sanalah Ia menjungkirbalikkan segala nilai. Yaitu, bahwa Ia menjadi besar justru karena dengan merendahkan diriNya, bahwa ia mencintai semua manusia dengan mencintai mereka yang paling dipinggirkan: para gembala, orang asing, orang dari bangsa dan suku lain, dan seterusnya.

Natal jadinya merupakan sebuah momen bagi kita semua untuk kembali merevaluasi semua nilai yang selama ini kita sebagai pemeluk agam Kristen klaim sebagai nilai Kristiani. Dan sekaligus menjadi momen bagi kita untuk mengevaluasi kembali jalan yang telah kita tempuh.

Termasuk, ditengah situasi sosial dan ekonomi yang memprihatinkan, apakah kita bisa tampil sederhana, solider dengan mereka yang susah, dan memperlihatkan kasih yang diajarkan Yesus.

Ataukah sebaliknya, kita justru tampil sebagai batu sandungan bagi banyak orang, sebagai Gereja orang-orang kay, yang gemerlap di malam Natal, yang merayakan Natal dalam gegap gempita seakan tanpa semua itu bukan Natal, dan berarti membuat tangis Yesus di palungan semakin keras, bukan karena Ia kedinginan melainkan karena sedih, melihat cara kehidupan Gereja yang jauh dari kesederhanaan dan keprihatinan.

Baca juga  Dari Maryland Amerika Serikat, Pdt. Samuel Cornelius Kaha: Hidup Itu Proses Dan Perjuangan

Natal adalah panggilan, Suatu momen untuk mendengar seruan para gembala untuk kembali ke palungan, kembali ke hakikat dan jati diri Kristen: jati diri pengikut Kristus, di Jalan Kasih sebagaimana diperlihatkan Yesus sendiri dalam solidaritasNya dengan yang miskin, yang kecil yang hina, yang ditindas, yang kehilangan tempat tinggal karena digusur, yang dlilanggar haknya, dan yang direndahkan martabatnya. Ini sekaligus merupakan sebuah tantangan yang tidak mudah bagi kita semua yang mengaku diri Kristen.

Sebuah tantangan yang seharusnya selalu kembali diangkat ketika kita merayakan Natal, supaya dalam kelemahan kita sebagai manusia kita bisa terus berusaha semakin dekat pada sang Hukum Kasih. ***

Share :

Baca Juga

Misioner

“Mari Bangun Kehidupan Kita Dalam Seluruh Aspek Diatas Dasar Yesus”

Misioner

Indonesia Bangsa Besar, Menhan Prabowo Subianto: Harus Kuat, Kalau Tidak Ditindas Bangsa Lain

Misioner

Tips Hidup Sehat Yusuf, Tetap Sayang dan Tidak Dendam Ke Saudaranya

Misioner

Kepemimpinan Yesus Bukan Kepemimpinan Elitis dan Populis: Memimpin dengan Hati

Misioner

Dua Pendeta GPIB Ikut Bimtek Anti Korupsi, KPK: Korupsi Marak

Misioner

Pasien Isoman Di Wisma GPIB Sudah Tidak Ada Lagi, Puji Tuhan

Misioner

Tidak Perlu Lagi Mencari Peruntungan Dari Masa Lalu, Allah Mengenal Anak-Nya

Misioner

Presiden Jokowi Di PS XXI, Bangga Ke GPIB, Dirjen Bimas Kristen: Selamat Bersidang