PEKANBARU, Arcus GPIB – Pendeta Desti Manoppo Wawondatu, S.IP, S.Si-Teol mengatakan, terkadang dalam keadaan terjepit atau terdesak seseorang memutuskan lebih memilih menyangkali Imannya karena takut kehilangan nama baik dan takut tidak bisa sukses.
“Ditengah tantangan pergumulan hidup yang kita jalani terkadag kita lebih memilih berkompromi dengan dosa daripada melakukan hal yang benar karena merasa dalam keaadan terjepit, terdesak dan lebih baik menyangkali Iman daripada harus hidup dalam penderitaan,” tutur Pendeta Desti saat menyampaikan renungan “Morning Call” Selasa (26/03/2024).
Menurut Pendeta Jemaat GPIB Immanuel, Pekanbaru, Riau ini, mengakui Yesus hanya akan kehilangan nama baik dan terhalangnya kesuksesan dan lain sebagainya. Itulah yang membuat seseorang lebih memilih menyangkali imannya. Pendeta Desti mengajak untuk tetap mencari kehormatan yang dari Tuhan bukan yang dari manusia.
“Sebagai orang percaya yang sungguh-sungguh jujur kepada Tuhan Yesus, mari kita nyatakan kepercayaan diri kita kepada Tuhan, jangan takut dikucilkan hanya karena fasilitas-fasilitas yang dunia berikan. Jangan mencari kehormatan dari manusia, tetapi marilah kita mencari kehormatan yang datangnya dari Tuhan,” kata Pendeta Desti.
Dikatakan, hidup di dunia tidak akan bebas dari persoalan, namun sebagai orang percaya kepada Tuhan akan mengaruniakan damai sejahtera sebagaimana yang dijanjikan Tuhan akan menyertai memberikan perasaan tenang dan sukacita bersama dengan Tuhan.
Kepercayaan kepada Tuhan Yesus, kata Pendeta Desti, menghadirkan suatu kehidupan yang baru. Kepercayaan kepada Tuhan Yesus akan mengalami perbuatan-perbuatan ajaib yang Tuhan lakukan dalam hidup ini, baik pribadi, keluarga maupun dalam hidup persekutuan, jangan menolak Tuhan Yesus dan Firman-Nya.
Percaya kepada Tuhan Yesus selain mengalami perbuatan-perbuatan yang ajaib juga akan membaharui kehidupan. Sebab tidak ada satu hal yang dilakukan atas dasar kepercayaan kepada Tuhan Yesus dan Firman-Nya yang tidak berhasil.
“Semua yang kita lakukan akan berhasil, karena Tuhan Yesus bekerja didalam dan ada bersama dengan kita,” tandas Pendeta Desti.
Mengurai Firman Tuhan Yohanes 12: 37-43, orang-orang Yahudi tidak percaya sekalipun Tuhan Yesus telah mengadakan begitu banyak tanda didepan mata mereka. Mereka tetap tidak percaya, mereka tetap keras hati, mereka menolak Yesus. Mereka tidak percaya kepada Yesus yan adalah Mesias dan Juru Selamat manusia. Justru sebaliknya mereka malah menantang Yesus.
Mereka tidak dapat percaya terhadap Nubuat yang telah disampaikan oleh Nabi Yesaya, hal itu supaya genaplah Firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya. Mereka tidak dapat percaya sebab Allah telah membutakan mata mereka, Allah telah mendegilkan hati mereka. Hati mereka telah dikeraskan sehingga mereka menolak untuk mengakui Yesus dan mereka tidak dapat percaya.
Menurut Pendeta Desti, ada kelompok yang percaya kepada perkataan dan tanda yang Yesus lakukan tetapi mereka takut kepada penguasa, orang-orang Farisi. Mereka tidak dapat menyatakan diri mereka sudah menerima dan percaya kepada ajaran Firman Tuhan dan menjadi pengikut-Nya mereka takut diperlakukan semena-mena.
Mereka takut dikucilkan, diusir atau dilarang masuk ke rumah-rumah pertemuan orang Yahudi. Mereka tidak rela mengakui Yesus. Ketakutan kepada manusia lebih kuat daripada keinginan mereka untuk menghormati Allah. Inilah iman palsu, lebih ingin mendapatkan kehormatan manusia mereka menyegani perkataan orang-orang Farisi, mereka lebih memilih mendapatkan kehormatan dari manusia daripada kehormatan Allah. /fsp