JAKARTA, Arcus GPIB – Ada sebagian anak-anak Tuhan bertindak seperti Yakobus dan Yohanes mengejar kedudukan. “KALAU INGIN JADI BESAR, HENDAKLAH MENJADI PELAYAN”. Demikian penegasan Pendeta Emeritus Sealthiel Isaac dalam suatu kesempatan.
“Yesus datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani. Ia menanggalkan kehormatan-Nya, merendahkan diri-Nya sebagai hamba, memberi hidup-Nya dan rela berkorban. Yesus adalah pelayan yang melayani. Karena itu, Ia ditinggikan,” tuturnya mengutip Filipi 2: 9-11.
Di Minggu Prapaskah, ajak Pendeta Sealthiel, untuk meneladani hidup dan pelayanan Kristus. “Mari menyadari bahwa kita hadir bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani.”
“Panggilan kita adalah panggilan melayani, bukan memerintah (berkuasa). Siapapun kita, apakah sebagai pemimpin rohani atau sekuler, kita adalah pemimpin yang melayani. Keinginan untuk menjadi populer, dihormati, mendapat kedudukan, dstnya, datang dari kehidupan yang belum sungguh hidup dalam Tuhan.”
Dalam kesempaptan lain, Pendeta Sealthiel menyebutkan: “Masih ada diantara kita yang ikut Tuhan dengan motivasi untuk mendapatkan suatu kedudukan terhormat. Orang-orang pun berlomba untuk mendapatkannya.”
Menurut Sealthiel, ini sangat keliru, karena mengikut dan melayani Yesus adalah pelayanan. “Persoalan terjadi dalam persekutuan, karena ada orang yang merasa sayalah yang berkuasa disini.”
Dalam dunia sekuler, perebutan kekuasaan marak terjadi. Manusia berlomba untuk menjadi yang terbesar. Maka timbul pertanyaan siapa nanti di posisi ini, posisi itu?
Setelah mendapat kedudukan, mereka korupsi, hidup mewah dengan uang rakyat. Kita semua harus bertobat, agar menjadi seperti anak kecil, yang rendah hati, tidak mengejar kedudukan. Yesus merendahkan diri dan berada di posisi paling rendah. /fsp