JAKARTA, Arcus GPIB – Pikirkanlah yang sekarang dan yang akan datang dan terus mempertahankan apa yang sudah baik.
“Tuhan inginkan kita menikmati yang baik sekarang dan yang akan datang maka mari terus mempertahankan apa yang sudah baik. Jangan tergoda dengan rayuan gombal dan manis dari si jahat,” demikian Renungan Malam Sabda Bina Umat (SBU) GPIB Sabtu, 30 Desember 2023, mengangkat tema: “TERUSLAH BERBUAT BAIK” mengurai Firman Tuhan Matius 3 : 10 TB2 Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
“Mungkin bila tak ada yang berbuat jahat maka yang berbuat baik itu tidak terpacu untuk terus berbuat baik. Tuhan membiarkan yang jahat agar kita mau selalu memperbaiki diri sehingga menghasilkan buah yang baik.”
Tetaplah berbuat baik atau perbaiklah dirimu sebelum terlambat. Bila awalnya baik tetapi akhirnya tak baik atau bila awalnya senang tetapi pada akhirnya susah itu sangat disayangkan.
Lebih baik dan awal sampai akhir baik dan menyenangkan. Atau mungkin awalnya susah tetapi terus berusaha agar tak tergoyahkan maka pada akhirnya akan menikmati yang baik.
Kenapa kita harus terus berbuat baik? Situs GPIB Sangkakala Jakarta menyebutkan, karena Tuhan menghendakinya sebagaimana 2 Tesalonika 3: 13 “Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik”.
Apakah kita harus juga berbuat baik kepada orang yang tidak mau menerima perbuatan baik kita? Ya, kita harus berbuat baik kepada siapapun. Lukas 6: 33 mengatakan, Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian.
“Tetapi bukan saja mereka tidak menerima kebaikan kita, malah mereka telah melakukan yang jahat kepada kita. Apakah untuk itu kita harus juga tetap berbuat baik? Sekali lagi, berbuat baik kepada siapapun itu adalah kehendak Allah.”
“Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat (1 Petrus 3: 17).”
“Demikianpun perbuatan baik itu segera nyata dan kalau tidak demikian, ia tidak dapat terus tinggal tersembunyi (1 Timotius 5: 25).”
Karena Tuhan tidak memaksa orang jahat berubah menjadi baik, tanpa kesadarannya sendiri. “Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya! (Wahyu 22: 11).” /fsp