JAKARTA, Arcus – Hidup untuk saling peduli menjadi fokus pemberitaan Injil dalam ibadah Minggu 7 November 2021. Yang kuat diharapkan membantu yang lemah dan mau melepaskan diri dari egois dan kesenangan sendiri.
“Kalau kita hanya memikirkan diri sendiri, mementingkan diri sendiri maka itu bukan model orang Kristen yang sesungguhnya. Bukan seperti itu orang Kristen yang dimaksud Yesus atapun Paulus,” kata Pdt David C. Sihombing dalam khotbahnya Minggu 7/11 sebagaimana disiarkan youtube GPIB Filadelfia Bintaro.
Orang Kristen, tuturnya, akan saling mengasihi didalam keadaan apapun. Bukan karena ia sehat ia mampu mengasihi, tetapi didalam keadaan apapun, itulah orang Kristen yang sesungguhnya.
“Namun dalam kenyataan banyak ditemukan orang Kristen mau mengasihi kalau dia mampu dan berada dalam keaadan yang kuat,” tandas Pdt David C. Sihombing mengurai Firman Tuhan dari Roma 15: 1 -3.
Menurutnya, yang kuat wajib menanggung yang tidak kuat. Persoalan akan semakin rumit kalau menjadi orang yang tidak mau tahu. Seseorang harus peduli dengan yang lain. Ketika memaknai kata kuat dan lemah, itu relatif ada orang yang kuat tapi merasa lemah ada orang yang lemah tapi mampu menapaki perjalanan dalam hidupnya.
Pdt. Vianne Amanupunyo-W mengatakan, makna persekutuan sebagai anak-anak Tuhan yang kuat wajib menanggung orang-orang yang tidak kuat. Yang menjadi faktor sehingga jemaat bisa kuat dalam persekutuan adalah mampu memberi topangan kepada yang lemah.
“Kekuatan persekutuan itu sejauh mana warga gereja termasuk saudara dan saya peka melihat orang-orang yang lemah imannya, orang-orang yang butuh topangan doa, topangan dana untuk orang-orang yang benar-benar membutuhkan uluran tangan. Ini harga mati yang harus kita pahami dalam kebersamaan kita selaku anak-anak Tuhan, karena kita adalah satu tubuh, Kristus,” kata Pdt. Vianne Amanupunyo dalam khotbah Minggunya di Jemaat Menara Iman Jakarta Timur.
“Di dunia sekuler ada pemahaman siapa yang punya kuasa dia yang Berjaya. Siapa yang punya kekuatan dia yang berkuasa. Tetapi ketika berada dalam gereja yang namanya tubuh Kristus, kita diingatkan jangan terlau mementingkan diri sendiri apalagi mengorbankan orang lain untuk tujuan sendiri.” /fsp