JAKARTA, Arcus GPIB – Siang itu lagu “Indonesia Raya” dilantunkan di gereja tua itu. Ada apakah gerangan? Hari itu Sabtu 27 Agustus 2022 berderet orang berdiri menghadap mimbar mengikuti irama musik agar bisa kusuk menyanyikan lagu kebangsaan negeri ini.
Gereja tua itu, GPIB Sion Jakarta Barat menjadi saksi diluncurkannya sebuah buku “Suamiku Seorang Pelayan” oleh Maylany Rumambi. Tak lama kemudian, pembawa acara memperkenan seorang hambaNya untuk memanjatkan doa sebagai pembuka jalannya prosesi peluncuran buku yang sudah dua kali naik cetak.
Doa Pembukaan Pdt. Engeline Rumajar, S.Th, Ketua Majelis Jemaat (KMJ) gereja yang sudah berusia 327 tahun terjawab dengan mulusnya pelaksanaan peluncuran buku dengan penyunting Andriani L. Soetoto.
Isi buku merupakan apresiasi pelayanan dari istri-istri pendeta (Nyora). Itulah yang membuat buku semakin menarik untuk dibaca. Yang luar biasa hasil dari buku ini diperuntukkan untuk renovasi sekolah Yapendik Fajar Sion Jakarta.
Bendahara I Majelis Sinode dalam kesempatan tersebut menyambut baik atas terbitnya buku “Suamiku Seorang Pelayan” yang harapannya bisa menginspirasi warga jemaat pada umumnya dan khususnya istri-istri pendeta.
“Harapan saya sebagai Fungsionaris Majelis Sinode dengan terbitnya buku “Suamiku Seorang Pelayan” bisa memberikan perspektif yang semakin jelas kepada warga jemaat, presbiter dan Nyora atau istri-istri pendeta,” tandas Pnt. Victor Pangkerego.
Buku ini kata Maylany Rumambi harapnnya bisa memberi pengajaran berharga bagi Nyora dalam memdampingi suami yang adalah seorang pelayan Tuhan.
“Harapan banyak teman-teman, istri-istri pendeta boleh juga memiliki buku kami, untuk juga terus bercermin dan belajar,” kata Maylani Rumambi
Dari buku “Suamiku Seorang Pelayan”, Maylany berharap, istri-istri pendeta mau mengoreksi diri sampai sejauhmana telah menjalankan tugas sebagai istri seorang pelayan.
“Kami-kami mengoreksi diri, sampai sejauhmana telah menjalankan tugas sebagai istri seorang pelayan,” tutur Maylany.
Sejatinya seorang istri pendeta adalah pendoa dan tidak ikut sibuk-sibuk mengatur jemaat.
“Suami saya selalu bilang tugas saya adalah berdoa, supaya saya tidak ikut mengatur jemaat yang dipercayakan kepadanya. Jadi saya tetap harus memelihara hubungan baik dengan semua jemaat,” tandas Maylani menyebutkan bahwa kisah itu terungkap dalam buku “Suamiku Seorang Pelayan”.
Diakuinya, menulis memang sulit. Menulis bukan pekerjaan yang mudah. Bahkan saat menghubungi rekan-rekannya yang juga Nyora, jawabannya pun sama sulit untuk menulis.
“Ibu Lerry, istri Pdt Jeffrey Sompotan, kalau disuruh menyanyi mau berapa lagu pun pasti bisa, tapi kalau menulis nanti dulu.”
Andriani L. Soetoto, penyunting buku “Suamiku Seorang Pelayan” menyatakan rasa syukurnya atas terbitnya buku tersebut.
“Saya bersyukur bisa mendapat kesempatan menjadi Editor buku ini. Karena sayalah yang pertama kali mendapat berkat dari tulisan ini,” tutur Wanita yang juga Sekretaris Umum Yapendik GPIB ini.
Menurutnya, sukses seorang pelayan Tuhan dalam hal ini pendeta tidak terlepas dari sosok Nyora dibelakang seorang pendeta.
“Para nyora adalah pendoa-pendoa syafaat bagi suaminya. Sukses suami karena ada istri di belakang suami, nyata sekali dari tulisan di buku ini.”
Dalam khotbahnya saat peluncuran buku tersebut, Pdt. Dr. Nancy Nisahpih – Rehatta menyatakan rasa bangganya terhadap kinerja Panitia Renovasi Sekolah Yapendik Fajar Sion Jakarta ini didominasi semua perempuan.
“Sekolah Fajar Sion ini panitianya 8 orang perempuan dan 1 orang lelaki, jadi mayoritas perempuan. Tidak sekadar mengecat tapi merobohkan dan membangun kembali,” tutur Pdt. Nancy yang juga Ketua Majelis Jemaat (KMJ) GPIB Jurangmangu ini sembari berkata “Mata tak bisa melihat, telinga tak bisa mendengar, tetapi Allah bekerja dengan cara Allah. /fsp/Foto: Den