Oleh: Pdt. Boydo Rajiv Hutagalung, Pendeta GPIB
JANUR seperti mahkota ditaruh di atas kepala dan satu sloki minuman berwarna biru dari bunga Telang disajikan, itulah ritual penyambutan yang dilakukan oleh teman-teman Tanoker kepada setiap peserta kegiatan “Peduli Anak-Anak Pekerja Migran”.
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) melalui Departemen Gereja, Masyarakat, Agama-agama (Germasa), mengadakan suatu kegiatan berupa perkunjungan dan belajar dari komunitas bernama “Tanoker”, bertempat di Kec. Ledokombo, Kab. Jember. Kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 22-24 November 2024.
Adapun peserta kegiatan ini berasal dari berbagai jemaat GPIB, utamanya yang berkecimpung di Bidang Germasa dan anggota Pelkat Gerakan Pemuda. Ada juga dari para pelayan Pelkat Persekutuan Teruna. Sebagian lain merupakan utusan-utusan dari Musyawarah Pelayanan.
Diharapkan kehadiran para peserta dapat menambah wawasan tentang isu Buruh Migran dan berjumpa langsung dengan anak-anak yang terdampak oleh karena orangtuanya terpaksa bekerja menjadi pekerja Migran.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat memiliki perspektif terkait pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi anak dan remaja. GPIB di berbagai jemaat lokal maupun di tingkat Mupel diharapkan peka terhadap masalah-masalah sosial di sekitarnya dan mampu menyikapinya dalam kerja sama dengan berbagai mitra.
Kembali, pada mahkota Janur. Apakah filosofi di baliknya? Bu Cicik, sebagai pemilik dan pengelola Tanoker menjelaskan bahwa Janur mengandung filosofi dari bahasa Arab “Jannah” (artinya : surga) dan “Nur” (artinya : cahaya). Maka ketika para peserta dari GPIB datang ke Tanoker, kami memberikan mahkota Janur sebagai doa dan ucapan, “Selamat datang para pembawa cahaya surga”. ***