JAKARTA, Arcus GPIB – Sehati sepikir untuk kepentingan bersama, menjadi refleksi kita dalam perayaan bulan Oikumene tahun ini. Demikian edaran Pesan Persekutan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyongsong hari Oikumene 25 Mei 2022.
“Tak habis-habisnya kita menaikkan syukur bagi Tuhan, Sang Kepala Gereja, yang telah memelihara rumah bersama kita Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) juga memelihara semua gereja-gereja anggota dalam menghadapi setiap pergumulannya,” sebagaimana Edaran yang ditandatangani Ketua PGI Gomar Gultom dan Sekretaris Umum Pdt. Jacklevyn F. Manuputty.
Dalam refleksi bulan Oikumene ini, diingatkan agar erat bergandengan tangan, sehati sepikir untuk kepentingan bersama dan menganggap kepentingan yang lain lebih utama.
“Di tengah beratnya pergumulan hidup di tahun 2022 ini kita semua diundang untuk tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang tidak egois tetapi peduli kepada orang lain.”
Gereja-gereja diajak untuk bersatu memikirkan kepentingan Bersama, bukan kepentingan dirinya sendiri atau denominasinya saja. Kebersamaan harus diwujudkan dalam aksi dan aksi harus melampaui batasan sinode atau Batasan denominasi, melampaui perbedaan yang ada karena Kasih tidak membeda-bedakan.
Gereja-gereja yang telah mandiri dalam teologi, daya dan dana kiranya dapat menggandeng gereja-gereja yang memerlukan dukungan.
Gereja-gereja yang mapan di kota besar peduli dengan gereja-gereja di desa yang membutuhkan topangan. Gereja-gereja yang “nyaman” peduli kepada gereja yang mengalami ketidakadilan dan persekusi. Kiranya gereja kita menjadi gereja yang “peduli” dan menjadi berkat bagi gereja-gereja lainnya.
Aksi kebersamaan hendaknya juga memintal relasi kebangsaan yang lebih kental di tengah krisis kebangsaan yang kita hadapi. Gereja menjadi teladan dalam mengisi ruang-ruang publik dengan kesejukan dan kedamaian.
Secara khusus menjelang tahun politik 2024 yang gaungnya sudah mulai terasa, kiranya kebersamaan dan kesatuan tidak tercabik-cabik karena perbedaan pilihan politik apalagi terprovokasi karena berita bohong.
Marilah menjadi gereja yang cerdas, kritis, dan menjadi berkat di ruang public, mengutamakan kepentingan bersama dan kesatuan bangsa.
Gereja diundang untuk semakin sadar bahwa bumi ini bukanlah hanya rumah untuk manusia saja, tetapi rumah bersama-sama dengan ciptaan lainnya. Di tengah krisis ekologi yang terus merebak, Gereja diundang melakukan tanggungjawabnya untuk peduli kepada kepentingan ciptaan yang lain.
Mari bersama melakukan aksi-aksi nyata untuk merestorasi bumi tercinta ini, agar anak cucu kelak tetap bisa merasakan mata air, bukan air mata. Jadilah berkat bagi bumi ini. /fsp