Home / Germasa

Kamis, 17 November 2022 - 12:08 WIB

Pdt. Gomar Gultom: Kita Dibayangi Budaya Kekerasan, Gereja Menjadi Pelakunya

KINASIH, Arcus GPIB – Mengusung tema Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir (Bdk. Wahyu 22 :12-13), PGIW DKI Jakarta melaksanakan Rapat Majelis Pekerja Lengkap (MPL) di Hotel Kinasih Caringin, Sukabumi, Jawa Barat, 15-18 November 2022.

Situs resmi PGI Kamis (17/11/2022) melansir, rapat diikuti sekitar 250 orang peserta yang merupakan perwakilan pimpinan gereja, fungsionaris, serta mitra PGI Wilayah DKI Jakarta, dalam rangka mempercakapkan pergumulan gereja dalam memperkuat kehidupan bergereja untuk berpartisipasi dalam memperkuat solidaritas kebangsaan menghadapi krisis dan dampak pandemi, serta mensukseskan Pemilu serentak.

Di hari pertama, Selasa (15/11/2022), diisi dengan ceramah yang disampaikan oleh Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom.

“Dunia yang harmonis adalah dambaan kita semua. Namun kenyataannya, kita dibayangi budaya kekerasan, bahkan gereja menjadi pelaku kekerasan. Kita mewarisi konflik-konflik itu sekarang,” tutur Gomar.

Baca juga  Paskah Nasional 17 Mei 2022, Presiden Jokowo dan Menteri Agama Diharapkan Hadir

Selain itu, runtuhnya keadaban publik akibat pengarus-utamaan jumlah penganut agama, dan berbagai bentuk perilaku seperti aksi kekerasan, hoax, korupsi, manipulasi, politik identitas, dan lainnya. Ada kecenderungan kita juga untuk melawan sektarianisme dengan sektarianisme.

Menurutnya, bumi yang kita diami, Sacramentum Allah, sedang bergejolak karena mencairnya es di Kutub Utara. Global warming, mutasi virus corona, dan sebagainya, kita yang menyebabkan, kita juga yang menderita. Ada eskalasi krisis ekologis.

Untuk merespon kondisi ini, maka yang diperlukan adalah spiritualitas keugaharian, keberanian mengontrol diri dan berkata cukup. Bukan semata hidup sederhana, melainkan pola hidup yang memperjuangkan kecukupan untuk semuanya.

Lebih jauh dijelaskan, spiritualitas keugaharian memiliki 3 dimensi, yaitu keberanian mengatakan cukup, kesediaan berbagi kepada mereka yang belum memiliki kecukupan, tidak semata hidup sederhana. “Dengan spiritulitas inilah kita membangun keadaban publik,” tandas Pdt. Gomar Gultom.

Baca juga  Kritik Prof. John Titaley, Politisasi Agama Sumber Penjajahan Baru

Pada bagian lain, dia juga menyinggung agenda pastroral kita yaitu menjadikan Pancasila sebagai agama publik. Upaya membumikan Pancasila  tidak hanya secara teoretis, tetapi perlu implementasi. Sayangnya, konsentrasi kita soal Pancasila di sila 1. Padahal 2 sila soal keadilan.

Sebab konon katanya akar radikalisme adalah kemiskinan dan ketidakadilan. “Maka perlu kita merevitalisasi gerakan oikoumene, Oikos dan menein yang berarti gerakan menata dunia menjadi rumah yang nyaman untuk didiami oleh semua,” ujarnya.

Usai ceramah, juga digelar sesi diskusi, yang salah satunya mengenai peran dan kerja PGI. /fsp

Share :

Baca Juga

Germasa

Kompetisi Antar Gereja Menguat, Pdt. Margie Ririhena: Di Ranah Ekumenis Apatis

Germasa

Panglima TNI, Kapolri, Pj. Gubernur DKI dan Kapolda Kunjungi GPIB Immanuel Jakarta

Germasa

HUT 103 Tahun Zebaoth Bogor Dihadiri Walikota dan Tokoh-tokoh Lintas Agama

Germasa

Respons Warganet GPIB Mendukung Konven dan PST 2023

Germasa

Serius Jamin Keamanan, Polda Sumut Rakor Dengan Panitia PST 2023 Medan

Germasa

Ibadah Malam Natal di Kota Bogor Aman dan Lancar

Germasa

Informasi Mendukung Pembubaran MUI, PGI: Itu Hasutan

Germasa

SEMILOKA BANDUNG Hasilkan Skenario Membangun Gereja Ramah Demokrasi