JAKARTA, Arcus GPIB – Berempati kepada anak-anak korban pekerja migran, Majelis Sinode GPIB mengadakan kegiatan ”PEDULI ANAK-ANAK KORBAN PEKERJA MIGRAN” di Home Stay Tanoker – Ledokombo Jember, Jawa Timur Jumat- Minggu, 22 – 24 November 2024.
Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini untuk meningkatkan peran gereja untuk peduli terhadap anak-anak korban pekerja migran dalam gerakan bersama komunitas lintas iman.
Majelis Sinode dalam edarannya tertanggal 4 November 2024 yang ditandatangani oendeta Manuel E. Raintung, S.Si., M.M. dan Pendeta Emmawati Rumampuk-Baule, S.Th., M.Min mengatakan, GPIB turut responsif dan proaktif terhadap segala isu maupun tantangan zaman yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dewasa ini kaitannya dengan anak-anak korban migran ini.
Anak-anak korban migran ini merupakan isu yang ada di tengah masyarakat. Desakan ekonomi dan minimnya lapangan kerja menjadi hal tidak terhindarkan sehingga mendorong masyarakat mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri.
Persoalan yang muncul kemudian adalah kondisi dan perkembangan anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya yang bekerja di luar negeri. Mereka kehilangan pengasuhan dan pendampingan dari orang tua yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan mental anak-anak.
Tanoker jeli melihat permasalahan ini. Dengan aset yang ada membangun jaringan dan melakukan aksi pemberdayaan secara nyata sehingga dapat memperbaiki kesejahteraan masyarakat.
Pemberdayaan yang dilakukan dengan prinsip “3 Ur” (Sumur, Dapur dan Kasur). Memberdayakan sumber air, bahan makanan yang sehat (bahan makanan organik dan bebas vetsin), pendikan seksual, dan pencegahan pernikahan dini pada anak-anak.
Istilah Tanoker berarti kepompong dalam bahasa Madura yang harapannya dapat mendorong transformasi dalam mengentaskan persoalan pendidikan, kesehatan, dan kemiskinan.
Pendidikan merupakan instrumen yang paling penting untuk meningkatkan sumber daya manusia termasuk pendidikan perdamaian.
Anak-anak dididik tidak saja memberdayakan alam dan diri mereka agar memiliki daya saing namun juga bagaimana mereka membangun relasi dengan orang lain yang berbeda melalui belajar, bermain dan berkreasi bersama dengan anak[1]anak lintas iman.
Jember sendiri dikenal sebagai salah satu kota santri, dan memiliki banyak kisah tentang toleransi antarumat beragama. Sekalipun demikian, keberlanjutan semangat toleransi dan kebersamaan perlu terus dijaga dan dilestarikan, bahkan dilanjutkan pada generasi selanjutnya agar sejarah kelam intoleransi tidak terulang.
Adapun rangkaian kegiatannya, peserta dapat bersinergi dan bersosialisasi dengan komunitas Tanoker, komunitas lintas gereja dan lintas iman, Peserta dapat memahami pentingnya isu sosial yang ada di sekitar gereja sehingga dapat melakukan pemberdayaan secara nyata, Peserta dapat melihat aset-aset yang ada, sumber daya manusia dan sumber daya alam sebagai sumber pemberdayaan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.
Agar tercapai aksi ”PEDULI ANAK-ANAK KORBAN PEKERJA MIGRAN” Majesil Sinode mengundang warga seluruh Majelis Jemaat GPIB dan seluruh BP Mupel GPIB untuk hadir dalam arak-arakan kepedulian tersebut. Batas pendaftaran peserta: Selasa, 19 November 2024 pkl. 23:00 WIB dan mengisi link pendaftaran https://bit.ly/PeduliAnakKorbanMigran
/fsp/Foto-foto: tanoker.org/