Home / Germasa

Jumat, 23 September 2022 - 18:16 WIB

Jadilah Teladan, Tak Perlu Menghancurkan Orang Lain Demi Kesenangan Sendiri

Drama menarik, soal hidup dalam keberagaman dalam acara FKIP di GPIB Paulus Jakarta 2015. Foto: Dok Frans S. Pong.

Drama menarik, soal hidup dalam keberagaman dalam acara FKIP di GPIB Paulus Jakarta 2015. Foto: Dok Frans S. Pong.

JAKARTA, Arcus GPIB – Mengapa harus menghancurkan orang lain demi mendapat kesenangan sendiri? Janganlah menjadi batu sandungan tetapi jadilah teladan dalam kasih dan toleransi.

Demikian pesan-pesan sebagaimana renungan malam Sabda Bina Umat (SBU) Jumat (23/9/2022) mengurai Firman Tuhan dari 1 Korintus 8 : 4 – 13.

“Sebagai persekutuan orang percaya, sudah seharusnya kita hidup saling memperhatikan dan saling memikirkan. Memenangkan dengan kasih jauh lebih baik daripada menyindir, mengkritik, apalagi sampai mempermalukan di depan orang banyak.”

“Contoh sederhana, di sekitar kita mungkin ada orang yang punya kebebasan hak untuk bercanda kelewatan, dan baginya merupakan kesenangan dan tidak berbahaya. Tetapi sering candaan itu dipakai untuk menjatuhkan mental dan menghina kekurangan orang lain.”

Oleh sebab itu, demi kasih, orang mesti rela melepas hak dan kebebasannya (ay.13). Jangan sampai kebebasan itu menjadi “batu sandungan bagi mereka yang lemah“.

Baca juga  Pemulihan Lingkungan Diperlukan untuk Membalikan Arus Degradasi Lahan

Laman ndcministry.org seperti dikutip Arcus Media Network menyebutkan, batu sandungan adalah kiasan terhadap perilaku atau tingkah laku merusak yang menjadi cemoohan bagi orang lain.

Batu sandungan juga dapat terjadi ketika kehidupan Kristen yang telah sampai pada pengetahuan tertentu tampaknya mengganggu iman seseorang. Paulus juga mengingatkan agar kebenaran yang telah membebaskan mereka tidak menjadi batu sandungan yang menyebabkan orang lain berdosa dan binasa.

“Melalui kisah Yesus yang membayar bea untuk Bait Allah, kita meneladani Dia sebagai Pribadi yang tidak mau menjadi batu sandungan bagi orang lain, bahkan atas hak-hak dan kebebasan-Nya.”

“Dengan demikian kita dapat menarik kesimpulan bahwa iman saudara-saudara kita berada di atas kebebasan bahkan hak kita. Karena memang sejatinya kebebasan dan kemerdekaan kita adalah untuk melayani.”

Baca juga  Wakil Menteri Agama Menghadiri Wisuda IAKN Kupang

“Namun jika karena kebebasan yang kita miliki, kita jadi berdosa dan merusak keyakinan mereka yang lemah, maka sebenarnya kita telah berdosa kepada Kristus.”

Rasul Paulus secara yakin menyatakan, “apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.”

“Jadi hal yang harus merhema dalam diri kita adalah kita tidak perlu bermegah atas segala macam pengetahuan yang kita miliki, dan biarlah pengetahuan akan kebenaran yang telah membebaskan kita jangan sampai menjadi batu sandungan bagi saudara-saudara kita.” /fsp

Share :

Baca Juga

Germasa

MANTAP. Aceh Punya Desa Sadar Kerukunan: Benteng Pemecah Belah Persatuan

Germasa

Lomba Vlogging Germasa GPIB: Jalin Relasi Lintas Iman Dengan Budaya Digital

Germasa

Sidang Sinode BNKP, Menkumham Yasonna:  Peluang untuk Terus Berbenah dan Berinovasi

Germasa

Tangkal Radikalisme, 13 Sinode dan Lintas Agama Ikut Workshop Pemuda Penggerak Perdamaian  

Germasa

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Berharap Indonesia Jadi Kompas Toleransi di Dunia

Germasa

Menteri Agama: Itu Teror dan Ekstremitas yang Merusak Harmoni

Germasa

Idul Fitri, Gereja, Masjid dan Masyarakat Menyatu Merajut Kerukunan

Germasa

Catatan Dialog Karya Kebangsaan, Pdt. P.K. Rumambi: Spirit Baru, Tidak Boleh Lagi Ada Sekat-sekat