JAKARTA, Arcus GPIB – Staff Khusus Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau disingkat (BPIP) Benny Susetyo mengatakan, menghadapi Pemilu 2024 umat Kristen harus memiliki ‘iman kebangkitan’ dengan berusaha membangun teladan Kristus yang senantiasa berpegang pada kebenaran dan kedamaian.
“Sebagai warga gereja kita harus percaya diri dan memiliki ‘iman kebangkitan’ dengan berusaha membangun sistem nilai yang kita teladani dari Kristus yang senantiasa berpegang pada kebenaran dan kedamaian,” tutur Benny Susetyo dalam seminar nasional dalam rangka Perayaan Paskah Nasional 2022, dengan topik Politik Moderasi dan Peta Politik Menuju Pemilu 2024, di Lt 5 Grha Oikoumene, Jakarta, Selasa (10/5).
Lebih lanjut seperti dilansir situs pgi.or.id/perlunya Benny meminta warga Kristiani untuk selalu berusaha dan terlibat dalam menjaga persatuan, dan kesatuan serta tidak terjebak dalam polarisasi politik, terlebih dalam menghadapi Pemilu 2024 ini.
Menurutnya, gereja harus menjadi garam dan terang sebagai penyeimbang dari ideologi-ideologi kematian yang menjebak masyarakat dalam narasi negatif, dan berita bohong. Umat Kristiani harus memiliki spirit kebangkitan dengan meneladani Kristus, memegang peranan sebagai pejuang kebenaran, keadilan sekaligus perdamaian, lakukan politik suara hati yang semata-mata memperjuangkan kemanusiaan.
Benny pun berharap, umat Kristiani tidak terjebak dalam pertarungan wacana, namun bergerak nyata melalui gagasan-gagasan nyata bagi bangsa, yang tidak hanya bermanfaat bagi umat, namun juga seluruh bangsa dan negara.
Dalam kesempatan itu, Muhammad Qodari, Direktur Indo Barometer menegaskan, jelang Pemilu 2024, dibutuhkan adalah kecerdasan dan kedewasaan berpolitik dari seluruh lapisan masyarakat, dan tokoh pemersatu yang tidak memandang negara sebagai sarana pemenuhan syahwat politik semata.
Menurutnya, bangsa Indonesia menghadapi banyak kompleksitas karena Pemilu akan dilaksanakan secara serentak. Sehingga banyak kepentingan yang saling berkelindan, membuat peta politik di Indonesia menjadi amat cair, muncul sentimen keagamaan yang dibalut berita bohong dan narasi negatif.
Bupati Kepulauan Talaud, Elly Engelbert Lasut, melihat, sejatinya perbedaan merupakan kenyataan hidup bagi manusia sebagai individu dan sebagai masyarakat. Hal ini sangat dibutuhkan dalam rangka menjaga persatuan, dan kesatuan.
Moderasi, kata Elly, ditujukan kepada pemikiran dan jiwa manusia. Sejak diciptakan manusia selalu dihadapkan pada aneka perbedaan seperti perbedaan fungsi dan tujuan organ tubuh yang berbeda, dan justru ini membuat manusia hidup. /fsp