Home / Germasa

Rabu, 11 Mei 2022 - 15:48 WIB

Staf Khusus BPIP Minta Umat Kristen Tidak Terjebak Polarisasi Politik

JAKARTA, Arcus GPIB – Staff Khusus Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau disingkat (BPIP) Benny Susetyo mengatakan, menghadapi Pemilu 2024 umat Kristen harus memiliki ‘iman kebangkitan’ dengan berusaha membangun teladan Kristus yang senantiasa berpegang pada kebenaran dan kedamaian.

“Sebagai warga gereja kita harus  percaya diri dan memiliki ‘iman kebangkitan’ dengan berusaha membangun sistem nilai yang kita teladani dari Kristus yang senantiasa berpegang pada kebenaran dan kedamaian,” tutur Benny Susetyo dalam seminar nasional dalam rangka Perayaan Paskah Nasional 2022, dengan topik Politik Moderasi dan Peta Politik Menuju Pemilu 2024, di Lt 5 Grha Oikoumene, Jakarta, Selasa (10/5).

Lebih lanjut seperti dilansir situs pgi.or.id/perlunya Benny meminta warga Kristiani untuk selalu berusaha dan terlibat dalam menjaga persatuan, dan kesatuan serta tidak terjebak dalam polarisasi politik, terlebih dalam menghadapi Pemilu 2024 ini.

Baca juga  Komisi III DPR Minta Maksimalkan Fungsi Intelijen untuk Cegah Teror kepada Tokoh Agama

Menurutnya, gereja harus menjadi garam dan terang sebagai penyeimbang dari ideologi-ideologi kematian yang menjebak masyarakat dalam narasi negatif, dan berita bohong. Umat Kristiani harus memiliki spirit kebangkitan dengan meneladani Kristus, memegang peranan sebagai pejuang kebenaran, keadilan sekaligus perdamaian, lakukan politik suara hati yang semata-mata memperjuangkan kemanusiaan.

Benny pun berharap, umat Kristiani tidak terjebak dalam pertarungan wacana, namun bergerak nyata melalui gagasan-gagasan nyata bagi bangsa, yang tidak hanya bermanfaat bagi umat, namun juga seluruh bangsa dan negara.

Dalam kesempatan itu, Muhammad Qodari, Direktur Indo Barometer menegaskan, jelang Pemilu 2024, dibutuhkan adalah kecerdasan dan kedewasaan berpolitik dari seluruh lapisan masyarakat, dan tokoh pemersatu yang tidak memandang negara sebagai sarana pemenuhan syahwat politik semata.

Baca juga  Walikota Jaksel dan Forkopimdo Hadir Di Malam Natal GPIB Pasar Minggu

Menurutnya, bangsa Indonesia menghadapi banyak kompleksitas karena Pemilu akan dilaksanakan secara serentak. Sehingga banyak kepentingan yang saling berkelindan, membuat peta politik di Indonesia menjadi amat cair, muncul sentimen keagamaan yang dibalut berita bohong dan narasi negatif.

Bupati Kepulauan Talaud, Elly Engelbert Lasut, melihat, sejatinya perbedaan merupakan kenyataan hidup bagi manusia sebagai individu dan sebagai masyarakat. Hal ini sangat dibutuhkan dalam rangka menjaga persatuan, dan kesatuan.

Moderasi, kata  Elly, ditujukan kepada pemikiran dan jiwa manusia. Sejak diciptakan manusia selalu dihadapkan pada aneka perbedaan seperti perbedaan fungsi dan tujuan organ tubuh yang berbeda, dan justru ini membuat manusia hidup. /fsp

Share :

Baca Juga

Germasa

Dari Bumi Nyiur Melambai, Ketua II Pdt Manuel Raintung: Semua Harus Menjadi Pelaku Damai

Germasa

Paskah Nasional 2022 Di Talaud Diharapkan Mampu Mengangkat Potensi Ekonomi Daerah

Germasa

Seleksi Dilakukan Secara Profesional, Pdt. Johny A. Lontoh: Ternyata, Sangat Berat

Germasa

Germasa Napas Gereja, Pdt. Marianus Tupessy: Ke Pesantren Sesuatu yang Sangat Indah

Germasa

KKN Merdeka Belajar, Papua Jadi Lokasi KKN Kolaborasi Nasional Moderasi Beragama

Germasa

Said Aqil Siroj: Jangan Kalau Butuh Tandatangan untuk Bangun Gereja Baru Dekati Kyai

Germasa

MANTAP. Aceh Punya Desa Sadar Kerukunan: Benteng Pemecah Belah Persatuan

Germasa

Wapres Ma’ruf Amin Sanjung Olly Dondokambey Soal Ekonomi Syariah