JAKARTA, Arcus GPIB – Ucapan selamat HUT ke-59 Pelkat Persekutuan Kaum Perempuan (PKP) dari berbagai jemaat GPIB semarakkan ibadah Syukur Sabtu, 24 Februari 2024, pk. 10.00 WIB yang digelar di GPIB Koinonia Jakarta Timur.
Sekretaris Umum Majelis Sinode GPIB, Pdt. Elly Dominggas Pitoy – De Bell dalam kesempatan itu mengajak kaum ibu bersama suami dan anak-anak untuk menerapkan intergenerasional dari dalam rumah tangga melalui komunikasi yang baik dari suami, istri dan anak.
“Intergenerasional justru terjadi di dalam keluarga. Mari kita mulai dari keluarga kita,” tutur Pendeta Elly. Disampaikan, dalam penyelenggaraan Pra PST 2024 juga melibatkan semua Pelkat dan Jemaat.
“Mudah-mudahan tanggal 29/2/2024 semua Pelkat hadir, tidak tertutup bagi peserta persidangan tapi semua termasuk jemaat supaya kita mengerti bahwa intergenerasional itu adalah bagian relasi,” kata Pendeta Elly.
Pengaruh hi-tech, menurut Pendeta Elly, peran ibu-ibu semakin diperlukan dalam kehadiran dditengah-tengah rumah tangga.
“Ibu-ibu menjadi pilar utama doa dan memberi nutrisi yang terbaik bagi keluarga kita. Hi-tech ini bisa membuat bias, lihat saja di Serpong anak di bully di sekolah, lihat saja kejadian-kejadian yang mengenaskan yang tentunya yang meratap adalah ibu-ibu,” ungkap Pendeta Elly.
Ketua Majelis Jemaat (KMJ) GPIB Koinonia Jakarta Timur Pendeta Henry Jacob S.Th dalam sambutannya mengharapkan Kaum Perempuan GPIB dapat hidup bersahaja sebagaimana tema HUT PKP “Perempuan yang bersahaja”.
“Kiranya ibadah yang kita laksanakan ini benar-benar bersahaja dihadapan Tuhan dan menjadi panutan didalam kehidupan keluarga dan juga masyarakat,” kata Pendeta Henry Jacob
Ibadah HUT dihadiri semua unsur Dewan di GPIB yakni Dewan Pelayanan Anak, Dewan Persekutuan Teruna, Dewan Gerakan dan Pemuda, Dewan Persekutuan Kaum Perempuan, Dewan Persekutuan Kaum Bapak, dan Dewan Persekutuan Kaum Lanjut Usia.
Ketua Dewan PKP, Juanita Pettipeilohy-Tumilaar dalam sambutannya menyapa semua unsur Palkat yang ada di GPIB dan berpesar agar kaum Perempuan GPIB terus membaawa damai.
“Pada momentum HUT ke-59 ini yang merupakan ungkapan syukur kita bersama hendaklah kaum perempuan GPIB teruslah menjadi perempuan yang bersahaja dan pembawa damai dalam kehidupan kita,” tutur Juanita.
Dalam kesempatan itu, Juanita juga mengucapkan terimakasih kepada para pendeta, seluruh PKP GPIB dan Pelayanan kategorial lainnya yang selama ini bersinergi dan berkolaborasi dan berkontribusi melalui beberapa program antara lain program Youtube, Women Inspiration, Women Empowerman, dan Aku Bagianmu.
Program Kominitas Baca Alkitab PKP yang tergabung dalam 17 whatsApp group, juga program olahraga, hidup sehat bersama PKP GPIB yang sudah terlaksana di 8 Mupel.
“Harapan kami mari kita tingkatkan sinergi intergerational serta meningkatkan kualitas pelayanan kita bersama,” imbuh Juanita.
Pelayan Firman dalam ibadah syukur ini Pendeta Alfriani Sinambela-Pongpindan membuka khotbahnya dengan mengajak Kaum Perempuan menyebutkan yel-yel PKP “Anggun, Bersahaja, Pembawa Damai”.
Dalam renungannya, Pendeta Alfriani mengurai bagaimana “derita” seorang perempuan yang harus selalu tampil cantik yang harus melakukan apa saja agar bisa terlihat cantik. Dari rambut lurus dibuat keriting, rambut keriting dibuat lurus dan memakai sepatu hak tinggi walau capek tetap saja dipakai agar terlihat modis.
Standar kecantikan perempuan dari berbagai negara juga dipaparkan Pendeta Alfriani. Dan cantik versi Indonesia yang disebutnya bisa pasang Gas, bisa angkat galon, kesetrum tidak mati.
“Ini bagian dari strong perempuan. Saking mau seperti laki-laki panjat-panjat perbaiki listrik Oke-lah yang penting listrik menyala. Tapi perempuan Indonesia bukan perempuan biasa,” tutur Pendeta Alfriani yang menyebutnya sebagai sindiran.
Menurutnya, agar bisa cantik tidak perlu mengikuti berbagai standar ala dunia yang trlalu banyak versinya. Tetapi cantiklah sebagaimana yang Tuhan kehendaki.
“Kalau mau ikut standar ala dunia, kita akan stress sendiri. Cantiklah dengan versi kita sendiri. Firman Tuhan juga punya standar cantik. Jadi tidak usah ikut standar dunia yang terlalu banyak daftarrnya. Cantik standar Tuhan itu, sederhana. Jadilah “Perempuan yang Bersahaja”. Jadi cantik ala Tuhan itu adalah Perempuan yang Bersahaja,” ungkap Pendeta Alfriani.
Usai khotbah, rangkaian ibadah HUT berlanjut dengan pemotonngan tumpeng yang disaksikan semua unsur pelayanan yang hadir baik onsite maupun yang hadir langsung di lokasi acara di GPIB Koinonia DKI Jakarta. /fsp