PENAJAM PASER UTARA, Arcus GPIB – Seorang ibu yang ikut rombongan acara Doa GPIB di Titik Nol Ibu Kota Nusantara, sedikit terengah-engah menaiki tangga setelah mengikuti acara itu, Senin (27/6) pagi.
“Senang saya sebagai warga GPIB mengikuti acara ini. Bisa melihat patok yang menjadi titik nol IKN ini. Semoga pembangunannya bisa berjalan lancar dan kami ikut mendoakan,” kata seorang perempuan yang tak mau disebutkan namanya dengan wajah sukacita meski peluh menetes di dahinya.
Acara Doa GPIB di Titik Nol IKN dilaksanakan oleh Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) pada Senin (27/6) pagi. Ada kurang lebih 60 orang yang ikut dalam acara itu.
Deklarasi dukungan terhadap pembangunan IKN dibacakan Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pdt. Drs. Paulus Kariso Rumambi di tengah-tengah peserta yang hadir.
“Kami sebagai warga jemaat Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat, dengan ini menyatakan bahwa; Satu, mendukung penuh pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara di Provinsi Kalimantan Timur. Dua, turut berperan serta dalam persiapan dan pembangunan di Ibu Kota Nusantara. Tiga, sejarah budaya lokal, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari budaya Nusantara yang adi luhung. Segala kemulian bagi Tuhan Yang Maha Kuasa. Titik Nol, Ibu Kota Nusantara, 27 Juni 2022.”
Deklarasi yang dibacakan Ketua Umum MS GPIB itu diikuti seluruh peserta dan bergema di area patok IKN.
Titik Nol IKN Identitas Nasional
Pada 14 Maret 2022 lalu, Presiden Jokowi bersama pimpinan lembaga tinggi negara, seluruh gubernur/ kepala daerah di Indonesia membuka kawasan di titik nol. Kala itu ditandai dengan tanah yang dibawa oleh seluruh gubernur kepala daerah dari 34 propinsi dikumpulkan dalam kendi Nusantara. Hal itu menjadi simbol penyatuan.
Target Indonesia sebagai negara maju dalam IKN yang dibangun ini sesuai visi Indonesia 2045, yaitu menjadi identitas nasional dengan orientasi pembangunan Indonesia sentris serta mempercepat transformasi ekonomi Indonesia. Bahkan secara khusus Pemerintah mengesahkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (UU IKN). Sehingga turunannya pembangunan IKN yang akan segera dilakukan di Kalimantan Timur. Di situlah peran gereja, secara khusus GPIB mendukung proses pembangunanya yang dideklarasikan melalui pimpinan Majelis Sinode dan diikuti perwakilan 25 Mupel.
Luas IKN sendiri terdiri dari wilayah darat dan laut. Wilayah darat memiliki luas kurang lebih 256.142 hektar area (ha). Sementara wilayah perairan laut seluas kurang lebih 68.189 hektar (ha).
Wilayah darat IKN nantinya akan terbagi menjadi dua kawasan, yaitu kawasan IKN dengan luas kurang lebih 56.180 hektar yang akan menjadi kawasan inti pusat IKN. Sementara pembangunan kawasan pengembangan seluas kurang lebih 199.962 hektar.
Adapun secara geografis, posisi Ibu Kota Negara terletak pada:
- Bagian Utara pada 117″ O’ 3L.292″ Bujur Timur dan O’ 38’44.912″ Lintang Selatan
- Bagian Selatan pada 1L7″ lL’ 51.903″ Bujur Timur dan 1″ 15’25.260″ Lintang Selatan
- Bagian Barat pada 116′ 31′ 37.728″ Bujur Timur dan O’ 59’22.51O” Lintang Selatan
- Bagian Timur pada ll7″ L8’2a.O84″ Bujur Timur dan l’ 6′ 42.398′ Lintang Selatan.
Sedangkan, pembangunan IKN akan berbatasan langsung dengan Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara, Teluk Balikpapan, Kecamatan Balikpapan Barat, Kecamatan Balikpapan Utara, dan Kecamatan Balikpapan Timur Kota Balikpapan yang berada di sebelah selatan.
Adapun di sebelah barat, wilayah IKN akan berbatasan langsung dengan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara. Di sebelah utara, IKN berbatasan dengan Kecamatan Loa Kulu, Kecamatan Loa Janan, dan Kecamatan Sanga Sanga Kabupaten Kutai Kartanegara serta di sebelah timur IKN akan berbatasan langsung dengan Selat Makasar.
Dukungan Khusus GPIB bagi IKN
Ketua II Majelis Sinode Pdt. Manuel Raintung dalam pernyataannya mengatakan bahwa Doa Bersama di Titik Nol GPIB bagi IKN bukanlah aktivitas latah atau ikut-ikutan. “Malahan sepertinya acara Doa Bersama di Titik Nol ini secara kelembagaan gerejawi barulah dimulai oleh GPIB.”
Pdt. Manuel menambahkan, GPIB telah mendeklarasikan dukungan penuh atas pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur sejak 1 November 2019. Kala itu dalam rangka peringatan HUT ke-71 GPIB, kepada Bupati Kutai Kartanegara dan Sultan Kartanegara, GPIB telah menyampaikan dukungannya terhadap IKN baru. (phil)