Home / GPIB Siana

Senin, 20 Mei 2024 - 05:39 WIB

Gereja Kita Kaya? Ini Kata Dua Pendeta GPIB di Episode ”DieHardGPIB”

Pdt. Ike Nayoan, Pdt. Henry Sihasale, Pdt. Christian Talutu.

Pdt. Ike Nayoan, Pdt. Henry Sihasale, Pdt. Christian Talutu.

JAKARTA, Arcus GPIB – Benarkah GPIB itu kaya? Simak apa yang disampaikan Pendeta Ike Nayoan dari Mupel Bangka Belitung dan Pendeta Christian Talutu dalam program ”Gereja Kita Kaya”  episode 1, program virtual youtube #diehardGPIB, 13 Mei 2024.

“Gereja Kita Kaya” atau GPIB itu kaya dari perspektif jemaat dimana Pendeta Ike malayani di Bethesda Mentok dapat dikatakan GPIB itu kaya. ”Bangka Belitung kaya dengan susu dan madunya,” tuturnya.

Tambang Mendukung

Di wilayah pelayanannya, GPIB memiliki kekayaan material berupa tanah seluas 16 Hektar di wilayah Air Abik-Belinyu. Sejak zaman Pendeta Ronald Marbun ditanam sawit seluas 6 hektar dan dinikmati hasilnya dijaman Pendeta Yonathan Suitela sampai sekarang dengan hasil penerimaan 1 bulan Rp 4-6 Juta.

“GPIB memiliki tanah seluas 16 Hektar di wilayah Air Abik-Belinyu,” kata Pendeta Ike dalam program youtube #diehardGPIB episode ke-1 yang dipandu Pendeta Henry Sihasale belum lama ini.

Program ini, kata Pendeta Henry, diselenggarakan untuk memutakhirkan pengetahuan tentang GPIB dengan potensi dan tantangannya, sebagai arakan-arakan virtual menuju 100 tahun GPIB yang tayang setiap Senin pukul 20.00 WIB di youtube Diehard GPIB.

Namun demikian, kata Pendeta Ike,  ada kendala yang dihadapi atas kepemilikan lahan GPIB seluas 16 hekter tersebut.

“Kepala Desa yang tidak mau mengeluarkan surat karena luasnya tanah gereja,” kata Pendeta Ike. Kepala Desa mempertanyakan asal usul kepemilikan tanah tersebut.

GPIB itu kaya dipaparkan terang benderang oleh Pendeta Ike. Di Bangka Belitung, selain potensi alam dengan berbagai hasil tambang yang sangat mendukung keberadaan gereja juga perhatian pemerintah yang cukup baik dari sisi anggaran.

”Kalau di Bangka Belitung dana rutin selalu digelontorkan pemerintah. Dana hiba diajukan 2 tahun sekali untuk Pemprov,” tutur Pendeta Ike.

Baca juga  Pdt. Ananda Sebayang: "Marilah Hidup Dalam Kebenaran dan Pertobatan"

GPIB di sana, kata  dia, secara khusus sudah masuk anggaran pemerintah antara lain Bethesda Mentok, Maranatha Pangkalpinang, Sion Koba, Sungai Liat, Belinyu dan Tanjung Pandan. Dua tahun lalu  Bethesda Mentok menerima bantuan dan Maranatha Pangkal Pinang dan Sion Koba.

”Saya dapat bantuan kemarin tidak besar hanya Rp160 juta untuk renovasi gedung gereja dan saya mengajukan kembali, tidak besar tapi selalu berkesinambungan. Bangka Belitung kaya dengan susu dan madunya,” ucap Pendeta Ike menjawab pertanyaan host Pendeta Henry.

Aset GPIB lainnya yang ada di Babel, ada 2 Gereja di yang dibangun di jaman Penjajahan Belanda, pada Tahun 1927, yaitu Bethesda Mentok dan Marantha Pangkalpinang. Dua gereja ini masuk sebagai cagar budaya.

GPIB berada di lokasi wisata seperti di Tanjungpandan, Manggar Sungailiat, Koba dan Toboali sehingga pembangunan infrastruktur berdampak ke jemaat.

Tantangan

Lalu apa kata Pendeta Christian Talutu yang melayani di GPIB Ebenhaezer Ketapang Mupel Kalimantan Barat dalam program #diehardGPIB episode ke-1 tersebut.

Pendeta Christian Talutu yang sering disapa sebagai Pendeta Christal memaparkan detil soal GPIB dan kekayaan Kalimantan dalam materinya yang diberi judul ”Masa Depan GPIB di Kalimantan?

Untuk Kalimantan Barat, sumber daya alam yang ada di wilayah adalah pertambangan batu bara, emas, aluminium, dan bauksit. Untuk kehutatanan ada kelapa sawit, kayu, dan rotan. Untuk perikanan ada arwana, dan ikan sungai lainnya. Untuk perkebunan ada kelapa sawit, karet, teh, kopi, dan kina.

Peluang bisa yang dikembangkan GPIB, kata Pendeta Chrital, pembukaan Pos-pos PELKES baru, pemberiaan makna baru dengan tidak menolak adat.

”Katolik jauh diterima, karena menekankan Teologi Penjelmaan dalam beradaptasi dengan adat istiadat. Kita tidak hanya menekankan Teologi Pembebasan dan memberi makna baru dalam Teologi Perjamuan Mesianik bahwa yang diundang bukan hanya orang percaya dalam perjamuan makan dan minum, tetapi Perjamuan untuk merawat perbedaan dan alam ciptaan,” tutur Pendeta Christal.

Baca juga  Tim Satgas Jemaat Harus Tegas, Tapi Juga Santun Lho...

Mupel Kalbar terdiri dari 23 jemaat, Juni nanti menjadi 24 Jemaat karena ada pelembagaan memiliki. Beberapa gereja memiliki lahan kebun dan Sawit.

Soal bantuan dana hiba dari pemerintah terhadap gereja-gereja, Pendeta Christal mengatakan, dana hiba yang digelontorkan pemerintah cukup besar. Itu karena ada relasi yang baik dengan pemerintah melalui anggota DPRD .

”Keberadaan GPIB di kota dan kecamatan dan kabupaten menjadi pintu masuk untuk membangun relasi dengan pemerintah daerah. Di Ketapang saja dana hiba tahun ini itu kurang lebih Rp 67 miliar digelontorkan. Artinya, perhatian pemerintah terhadap gereja dan rumah ibadah sangat besar,” ungkap Pendeta Christal.

Ia menguraikan tantangan yang ada di Kalimantan adalah gereja terlalu sering sibuk dengan urusan internal dan tidak peka dengan masalah sosial.

”Pembangunan fisik gereja seringkali tidak diimbangi dengan pembangunan jemaat. Terlalu menekankan pada urusan dan kepentingan internal, dan kurang peka terhadap masalah sosial, kerusakan lingkungan, dll,” tandas Pendeta Christal.

Tantangan lainnya bentangan luas wilayah membuat tidak terjadinya pemerataan Pembangunan, persoalan infrastruktur menjadi kendala dalam percepatan ekonomi, sehingga menimbulkan mahalnya beberapa barang pokok.

Ketimpangan sosial, antara kaya dan miskin masih menjadi persoalan serius. Peningkatan komoditas sawit secara global, membuat perluasan kebun dan berkurangnya tanah adat dan tanah masyarakat.

Infrastruktur kesehatan yang kurang memadai di pelosok, dan harus menempuh perjalanan jauh ke Kabupaten membuat tingkat kematian tinggi. Tidak tersedinya pendidikan setara SMA membuat banyak anak-anak memilih tidak melanjutkan pendidikan atau menikah di usia muda. /fsp

Share :

Baca Juga

GPIB Siana

The Hidden Small Island: Ayo Ke Mengkait, Ada GPIB Disana

GPIB Siana

Pdt. Domidoyo: Jabatan Diaken-Penatua Bukan Prestise, Tapi Soal Kecakapan

GPIB Siana

Satgas Covid-19 Pdt. Dewi Shinta Menyayangkan Ada Presbiter Abai Terhadap Prokes

GPIB Siana

Majelis Sinode Terima Sertifikat BPJS Ketenagakerjaan, Pdt P.K. Rumambi: Ini Nilai Tambah

GPIB Siana

Bolehkah Gereja Berbisnis? Mari, Simak Kata Pendeta P. K. Rumambi

GPIB Siana

Keragaman Perlu Itikad Baik, Berkomunikasi yang Santun, dan Memperlakukan Sesamanya

GPIB Siana

Event Bazaar Mupel Jakarta Pusat, Yuk Ikutan…

GPIB Siana

Panitia Natal 2024 GPIB Paulus Donasi Rp.160,8 Juta Ke Yayasan Kanker