JAKARTA, Arcus GPIB – Mari bersaksi, memberitakan kebenaran dan berita pengampunan kepada semua orang dan kepada semua mahkluk dan memenuhi Tri Tugas panggilan sebagai gereja untuk bersaksi, bersekutu dan melayani.
Demikian ajakan Pendeta Ananda Kezia br. Sebayang, S.Th, Pendeta Jemaat GPIB Jemaat Ekklesia Dumai Pos Pelkes Immanuel Tanjung Medang, Riau dalam program “Morning Call” GPIB Sabtu 6 April 2024 Episode 2178 mengurai Firman Tuhan dari Lukas 24: 46 – 47.
“Marilah hidup dalam kebenaran dan hidup dalam pertobatan,” kata Pendeta Ananda seraya menyebutkan bahwa Kitab Injil menjadi saksi bagaimana mulai Yesus ada mulai dari kelahiran, pelayanan-Nya, dan kematian hingga kebangkitan dan juga kenaikan-Nya.
Fokus utama Injil adalah untuk menceritakan karya keselamatan Allah bagi manusia yang dimulai sejak manusia jatuh ke dalam dosa.
Senada dengan Pendeta Ananda Sebayang, Pendeta (Em) Sealthiel Izaac mengatakan, kebangkitan-Nya menjadi dasar pengampunan dosa bagi setiap orang yang bertobat. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga.” (ay.46).
Alumni III Batu Malang ini menyebutkan, dalam nama Yesus berita pertobatan untuk pengampunan dosa harus diberitakan untuk segala bangsa. Karena karya keselamatan-Nya adalah untuk dunia (ay.47; bnd. Yoh 3:16).
Murid-murid dan semua orang percaya adalah saksi-Nya. Yesus akan mengutus Roh-Nya yang akan menyertai dan memperlengkapi mereka untuk tugas pelayanan (ay.48-49).
Kebangkitan Yesus menjadi dasar pengampunan dosa manusia. Tidak ada pengampunan dosa, jika Yesus tidak bangkit. Untuk itu manusia harus bertobat dengan menyesali dosa-dosanya. Manusia yang bertobat diampuni dosanya, hidupnya dibarui.
“Mari menyambut berita pertobatan dengan sungguh-sungguh, sehingga kita mengalami pengampunan dosa, yang menjadikan hidup kita bahagia (Mzm 32:1-2). Tidak ada kebahagiaan yang sejati, selain ketika dosa-dosa kita diampuni-Nya. Syukur bagi Dia, yang mati untuk dosa kita. Namun yang telah bangkit untuk kehidupan kita,” imbuh Pendeta Sealthiel. /fsp