Home / GPIB Siana

Senin, 27 November 2023 - 21:07 WIB

Pdt. Domidoyo Ratupenu: “Jangan Merasa Rendah Diri Karena Jemaat Kecil”

Kiri, Pdt. Domidoyo Ratupenu Menyalami Warga Jemaat.

Kiri, Pdt. Domidoyo Ratupenu Menyalami Warga Jemaat.

BEKASI, Arcus GPIB – Tuhan mau Umat-Nya senantiasa bersyukur didalam segala hal. Demikian disampaikan Sekretaris I MS GPIB, Pendeta Roberto Wagey saat melayani dalam Ibadah perayaan HUT ke-19 GPIB Jemaat Pondok Ungu Bekasi Sabtu 25/11/2023.

“Sebagai jemaat Tuhan kita boleh bersyukur bersama merayakan usia persekutuan, pelayanan dan kesaksian gereja ini dalam usia yang ke – 19. Walaupun memang kita orang percaya sesungguhnya tak membutuhkan satu momen tertentu untuk bersyukur itu,” tutur Pendeta Roberto.

Sukacita kebersamaan di HUT Ke-19 jemaat Pondok Ungu.

Paulus mengatakan ucap syukurlah dalam segala hal sebab itulah yang dikehendaki Allah dalam Kristus Yesus. Susungguhnya yang menjadi dasar yang sangat prinsip orang percaya untuk bersyukur adalah Firman Tuhan I Korintus 15 : 57.

“Mengapa kita harus bersyukur dalam hidup ini karena kebenaran yang dianugerahkan Allah kepada Kristus Yesus  Kemenangan,” kata Roberto mengurai Yohanes 1 : 10 – 13.

Terkadang kadang seseorang mengatakan mengenal Tuhan, hanya realitanya dalam kehidupan, keseharian, Tuhan ditempatkan di nomor sekian dalam hidup.

Kanan, Pdt. Roberto Wagey bersama Warga Jemaat Usai Ibadah Syukur.

“Kita katakan Ia Tuhan dan juruselamat, Ia yang pertama tetapi kenyataannya terlihat kita tidak mengenalnya, ini bahaya sekali dalam kehidupan beriman orang percaya. Artinya kalau benar – benar mengenalnya maka kenallah Dia seutuhnya,” harap Roberto.

Baca juga  Sistem Keuangan Harus Berbasis IT, Pnt. Ir. Harli Sibarani, MBA: Belum Terlaksana

Mengenal Tuhan, kata Roberto, adalah dengan mengakui Dia seutuhnya dalam setiap perilaku hidup, perkataan dan pikiran, sehingga orang yang mengenal Kristus benar-benar dapat bersyukur dengan penuh.

“Bukan soal apa yang ada pada kita tetapi syukur itu adalah apa yang kita alami bersama Yesus Kristus. Pergumulan, persoalan yang paling menakutkan yang membuat kita bisa dalam suasana yang mencekam, ketakutan, kekuatiran yang luar biasa adalah kematian, ini pergumulan yang paling besar.”

 

Warga Jemaat Pondok Ungu Menikmati Ibadah Syukur HUT Ke-19.

“Kalau saja hal ini dapat dikalahkan oleh Allah dalam Kristus Yesus dan diberikan kemenangan atasnya apalagi cuma persoalan pembangunan lantai tiga, cepat ini asalkan mengandalkan Kristus.”

Jangan pernah ragukan kuasa Tuhan dan jangan pernah takut selesaikan pembangunan gedung gereja lantai tiga dalam iman percaya, dalam kesehatian semua pasti indah pada waktu Tuhan.

“Terkadang kalau kita melihat kedepan, ada rencana, nggak ada dana dan pesimis. Padahal melakukan pekerjaan pelayanan dalam gereja bukan pekerjaan duniawi, itu pekerjaan Tuhan yang dipercayakan kepada kita dan berkatnya akan diperintahkan kepada kita.”

KMJ Pondok Ungu Pdt. Domidoyo Merayakan Sukacita Di HUT Ke-19 bersama Warga Jemaat.

“Tetapi ketika bicara tentang berkat kembali lagi apakah dalam kehidupan persekutuan di jemaat ini, ada kerukunan nggak. Kalau jemaat ini ingin diberkati maka harus bangun rasa persaudaraan yang rukun, satu pikiran, satu tujuan, saling menopang satu dengan yang lain.”

Baca juga  Katekumen GPIB Marga Mulya Yogyakarta Kunjungan ke Vihara, Pura dan Masjid

Tema HUT ke-19 Jemaat GPIB Pondok Ungu adalah: “Hidup sebagai Keluarga Allah di Era Digital” sebagaimana Yohanes 1 : 12.

Menurut Roberto, jika sebutan itu disematkan sebagai Anak – Anak Allah dan hanya satu Bapa dalam Kristus Yesus, artinya hidupnya harus rukun, hidup penuh sukacita dan damai sejahtera, saling menopang, dan saling mendoakan.

Sukacita Warga Jemaat Pondok Ungu bersama Pdt. Roberto Wagey.

Sebagai orang percaya di era digital tentunya semakin mudah untuk berbagi kebaikan melalui teknologi yang Tuhan sediakan untuk mendatangkan hal positif dan menjadi berkat bagi sesama.

Dalam kesempatan itu, KMJ GPIB Jemaat Pondok Ungu Bekasi Pendeta Domidoyo Ratupenu mengatakan, di HUT – 19 ini ada semangat, ada pengembangan yang dilakukan dalam pemikiran teologi.

“Saya mewacanakan gereja itu tidak terkungkung didalam tembok-tembok gereja tetapi peran gereja ditengah-tengah masyarakat itu yang sedang saya bangun bersama-sama rekan-rekan Majelis Jemaat. Kalau ditanyakan apa yang sudah di buat, memang sifatnya karitatif dan kita akan berpikir Tindakan-tindakan yang lebih kearah transformatif agar Jemaat Pondok Ungu dikenal oleh Masyarakat,” tandas Domidoyo.

Dan harapannya, kata Domidoyo, kedepan jangan pernah berpikir bahwa jemaat Ponndok Ungu kecil. Dikatakan, Jemaat yang dinamis justru dimulai dari jemaat kecil karena itu jangan pernah merasa rendah diri hanya karena kecil ./Jp

Share :

Baca Juga

GPIB Siana

Isu Krisis Pangan dan Energi, Mejelis Sinode GPIB Minta Warga Jemaat Manfaatkan Lahan Kosong

GPIB Siana

Ibadah Penyegaran Iman & Konser Rohani – BP Mupel Banten: “Allah Melihat Yang Tersembunyi”

GPIB Siana

Generation Gap Selalu Ada, Menkumham Yasonna Laoly: Gareja Harus Berperan Lebih Baik

GPIB Siana

Dari Festival Toleransi, Henny Supolo: “Agama Lokal Tidak Ekspansif”

GPIB Siana

Keragaman Perlu Itikad Baik, Berkomunikasi yang Santun, dan Memperlakukan Sesamanya

GPIB Siana

Sesi Bina PHMJ Mupel Sumut-Aceh: Peserta Fokus Soal Stipendium dan Perbendaharaan

GPIB Siana

Model Kepemimpinan Bagaimana yang Dibutuhkan Gereja, Ini Kata Pdt. Alexius Letlora

GPIB Siana

Katekumen GPIB Marga Mulya Yogyakarta Kunjungan ke Vihara, Pura dan Masjid