JAKARTA, Arcus GPIB – Dalam sebulan ini Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) tengah disibukkan dengan momen peneguhan Diaken-Penatua. Dan dalam bulan ini juga GPIB mensyukuri HUT ke-74 GPIB tepatnya 31 Oktober 2022.
“Mari bersama kita doakan agar para Diaken dan Penatua GPIB ini dimampukan melayani TUHAN dalam ketaatan dan kesetiaan kepada-Nya. Kami mengucapkan selamat menunaikan tugas kepada segenap Diaken dan Penatua GPIB di mana pun berada,” demikian Edaran Majelis Sinode dalam pesan HUT ke-74 GPIB, tertanggal 25 Oktober 2022.
“Majelis Sinode GPIB mengucapkan terima kasih atas partisipasi seluruh warga sidi GPIB yang telah memilih dari antara jemaat orang-orang yang dipakai melayani TUHAN di gereja-Nya. Kita percaya bahwa pemilihan ini merupakan proses yang terjadi dalam tuntunan dan penyertaan kuasa Allah Tritunggal.”
“Kita menyadari bahwa perjalanan GPIB masih akan berlangsung terus dan kita imani sampai pada kesudahan zaman. Oleh karena itu patutlah kita senantiasa memohon tuntunan dan penyertaan TUHAN bagi gereja ini dalam menyatakan panggilan dan pengutusannya.”
“Tantangan pelayanan di peradaban digital kian beragam, namun kiranya kita tetap berhikmat dan bijaksana menjawabnya dengan berpegang pada kebenaran Firman TUHAN yang menuntun pada kehendak-Nya yang mulia.”
“74 tahun kehadiran GPIB merupakan anugerah TUHAN yang patut kita syukuri dan rayakan. Dengan pertolongan dan kasih TUHAN, kita berjalan bersama memberitakan tanda-tanda kerajaan Allah di dunia, yaitu kasih, sukacita dan damai sejahtera.”
“Sebagai realitas sosial, GPIB merupakan keberagaman yang sangat kaya. Dari Sabang sampai Bau-bau, dari Nunukan hingga Cilacap, sungguh menceritakan multiplisitas GPIB yang melampaui keberagaman.” Kepada warga GPIB pada umumnya, Majelis Sinode mengajak mewujudkan Visi dan Misi GPIB.
Visi GPIB yaitu: Menjadi Gereja yang Mewujudkan Damai Sejahtera bagi seluruh ciptaan-Nya.
Dan Misinya:
- Menjadi Gereja yang terus menerus diperbaharui dengan bertolak dari Firman Allah, yang terwujud dalam perilaku kehidupan warga gereja, baik dalam persekutuan, maupun dalam hidup bermasyarakat.
- Menjadi gereja yang hadir sebagai contoh kehidupan, yang terwujud melalui inisiatif dan partisipasi dalam kesetiakawanan sosial serta kerukunan dalam masyarakat, dengan berbasis pada perilaku kehidupan keluarga yang kuat dan sejahtera.
- Menjadi Gereja yang membangun keutuhan ciptaan yang terwujud melalui perhatian terhadap lingkungan hidup, semangat keesaan dan semangat persatuan dan kesatua warga Gereja sebagai warga masyarakat. /fsp