BOJONG GEDE, Arcus GPIB – Ketua II Majelis Sinode, Pdt. Manuel Raintung, S.Si, MM mengatakan sangat meyakini keberadaan jemaat GPIB Bojong Gede akan terus bertumbuh dan dipulihkan Tuhan ditengah tantangan yang dihadapi.
“Saya meyakini bahwa kehadiran jemaat GPIB Bojong Gede akan bertumbuh dan hidup dalam pemulihan Tuhan,” kata Pdt. Manuel Raintung dalam khotbahnya Minggu 5 Juni 2022 dirangkai dengan perayaan HUT ke-7 GPIB Bojong Gede, Cibinong, Bogor yang juga dihadiri KMJ setempat Pdt. Rudiyanto Malang, S.Th.
Untuk itu, katanya, jemaat GPIB Bojong Gede harus lebih banyak mengisi gerakan pemulihan itu. Memulihkan kehidupan bersama baik secara eksternal maupun internal karena itu sesungguhnya tempat Roh Allah.
“Kita sudah menjadi persekutuan orang percaya dan juga harus menjadi persekutuan yang dipercaya. Memang tolakan-tolakan itu pasti ada tapi orang-orang yang dapat menerima kehadiran Roh Tuhan itu pasti lebih banyak,” tutur pendeta yang juga sebagai Wakil Sekretaris FKUB DKI Jakarta ini.
Menurutnya, karya Roh Allah dinyatakan dalam tantangan atau penolakan. Semakin ada tantangan semakin membangkitkan semangat untuk menyaksikan karya-karya Allah.
“Menjadi persekutuan yang dipercaya ini yang diperlukan, kita tidak hanya mau berusia 7 atau 8 tahun kita mau berusia yang panjang seperti GPIB mau 75 tahun,” tandas Pdt. Manuel.
Dikatakan, karya Roh Kudus dihadirkan bukan ditengah keadaan yang biasa-biasa saja atau keaadan yang tenang-tenang. Karya Roh Kudus dihadirkan ditengah-tengah tantangan, karya Roh Kudus nyata ditengah tantangan.
Merayakan kehadiran Tuhan berarti merayakan berbagai keinginan dan kemauan Tuhan didalam kehidupan ini. Yang kita lakukan didalam persekutuan dan pelayanan dan kesaksian adalah bermula dari kemauan Kristus dan bermuara pada kemauan Kristus.
Tidak ada kemauan orang per orang, pribadi per pribadi, kelompok per kelompok atau lembaga sekalipun. GPIB memiliki keyakinan bahwa ia berdasar atas Kristus dan ia melakukan segala sesuatu untuk kemuliaan Kristus.
“Kita sebagai sebuah persekutuan, nyata untuk memenuhi panggilan Tuhan, kita harus menjadi orang percaya yang sungguh-sungguh memiliki karya-karya Roh,” imbuh Pdt. Manuel.
Ketua Penitia Pemnangunan Pastori, Dalle Serawa, SH dalam kesempatan tersebut melaporkan capaian yang telah dilakukan panitia pembangunan pastori.
Disampaikan bahwa pastori dibangun diatas lahan seluas 252 meter persegi dengan dana awal Rp56 juta. Pastori dirancang dua lantai, kapasitas 5 kamar tidur, 4 kamar mandi, ruang kerja pendeta, ruang pertemuan, dapur dan ruang makan serta garasi.
“Ini wujud komitmen kami sebagai wujud kerinduan kami bersama jemaat untuk memiliki rumah dinas pendeta yang selama ini ngontrak,” kata Dalle Serawa.
Sumber dana pengadaan pastori dari donatur di jemaat dan dari luar jemaat, janji iman dari jemaat, lelang dalam bentuk material dan uang cash dari kotak pembangunan. /fsp