JAKARTA, Arcus GPIB – Pujian yang dinyanyikan dengan kesungguhan hidup dan hati adalah ungkapan pengakuan iman dan pergumulan, bertujuan membawa pemujinya untuk menyadari keberadaan, kekuatan, dan penyertaan Tuhan.
Dalam Kitab Wahyu, pujian adalah ungkapan kekuatan untuk melawan (dan mengalahkan) kekuatan si jahat.
Mengatakan itu Agus Subiakto dalam laman whatsApp Yapendik Family Sabtu 15/10/2022 mengurai Firman Tuhan Wahyu 19:7 “Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.”
“Tak ada satu orang pun yang dapat menghentikan atau menghalangi kita untuk bersukacita dalam merayakan pengharapan kita akan kedatangan Kristus, Allah yang mengasihi dan peduli kepada kita.”
Keadilan dan kebenaran Allah adalah karakter dari kebesaran-Nya yang dihadirkan secara nyata di penghujung sejarah hidup manusia di bumi.
“Karakter ini sebenarnya selalu hadir di sepanjang sejarah kehidupan, namun hanya dapat dipahami dan diterima secara jelas oleh kaum pilihan Allah.”
Maka dari itu, penyataan keadilan dan kebenaran secara utuh yang dihadirkan melalui penghakiman Allah atas Babel dirayakan dengan semarak karena umat Allah melihat kebesaran-Nya yang tidak pernah lalai untuk terus hadir dalam kehidupan dan keseharian umat-Nya.
“Allah tidak pernah membiarkan anda dan keluarga berjuang sendiri.” /fsp