JAKARTA, Arcus GPIB – Adanya peraturan yang berbeda-beda dalam penanganan Covid-19 termasuk mengenai protokol kesehatan ditanggapi serius dua narasumber Pdt. Marthen Laiwakabessy dan Pdt. Meilani Peranginangin Risamasu saat bincang-bincang “Podcast Satgas On The Spot” di kanal youtube GPIB Indonesia, 17 Desember 2021.
“Standar kita lebih tinggi, karena dengan pakai standar kita, kita aman. Mau diprotes orang kayak apa, kita akan tetap dukung Satgas (Satgas Covid-19 Sinodal),” tandas Pdt Marthen Leiwakabessy, Ketua I Majelis Sinode GPIB.
Diakui, dalam penanganan pandemi muncul berbagai aturan di tengah-tengah jemaat, ada peraturan setempat, ada peraturan pemerintah, juga ada peraturan GPIB. “Apapun juga GPIB harus tetap punya aturan,” tutur Pdt Marthen dalam acara yang dipandu Stephen Suwu dan pendukung teknis Pdt Dewi Shinta.
Bagi Pdt. Meilani Peranginangin Risamasu, kalaupun ada kontradiksi informasi seputar peraturan penaganan Covid-19, Satgas Sinodal akan mendorong untuk mengambil yang terbaik dari standar itu sehingga tidak ada pada pilihan yang merelaksasi kebijakan atau melemahkan kebijakan.
“Kalaupun aturan itu berbeda-beda dan memberikan kita dilema, tapi messagenya kita pegang. Pertama, GPIB harus one step ahead, jadi kita semangatnya bukan menangani masalah tapi mencegah masalah,” tutur Pdt. Meilani Risamasu, Sekretaris I Satgas Covid-19 Sinodal.
Menurut Pdt Meilani, penerapan pemakaian masker, mencuci tangan dan jaga jarak termasuk melakukan vaksinasi penting karena semuanya dilakukan untuk menjaga nyawa banyak orang.
Menanggapi itu, Pdt. Marthen menyayangkan bahwa dalam penerapan protokol kesahatan ternyata ditataran pendeta juga masih ada yang menolak untuk divaksin. “Banyak juga warga GPIB dan pendeta GPIB yang sampai sekarang tidak mau divaksin,” kata Pdt Marthen yang disambut dengan wajah terkejut oleh Pdt Meilani.
“Ini menjadi catatan. Kita suruh jemaatnya untuk vaksin tapi sampai sekarang ada pendeta belum vaksin,” imbuhnya Pdt Marthen. /fsp