JAKARTA, Arcus GPIB – Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) selalu punya cara mensosialisasikan karya-karya pujian miliknya. Seperti yang dilakukan GPIB Effatha Jakarta Selatan, gereja ini melakukannya dengan mengadakan event Pesparawi antar sektor.
Lagu wajib yang dikumandangkan adalah DALAM RAHMAT, KASIH TUHAN, lagu yang dibuat oleh Godlief Soumokil yang akrab disapa Otis. Lagu ini merupakan lagu tema Persidangan Sinode Tahunan (PST) 2023 di Medan. Selain lagu wajib peserta juga harus menyanyikan lagu pilihan.
Pesparawi merupakan rangkaian memperingati HUT RI ke-78 yang berjalan semarak yang dilakukan di gedung gereja Effatha Jakarta atas koordinasi Ketua PHMJ Pendeta Teddy Masinambouw, Ketua II PHMJ Effatha Penatua Cemby Hutapea dengan Ketua Panitia Britney Atalya Sihombing.
Hasilnya, sebanyak 8 Sektor ambil bagian dalam Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) yang menghadirkan tim juri Godlief Soumokil, Arnold Isaak Apituley, dan Victor Purba. Pantauan Arcus GPIB di lokasi Pesparawi semua peserta mampu membawakan lagu wajib dengan baik dan memunculkan tiga sektor sebagai juara I, II, dan III.
“Ini terobosan. Sepertinya baru GPIB Effatha Jaksel yang mensosialisasikan lagu pujian yang merupakan lagu tema Persidangan Sinode Tahunan (PST) 2023 di Medan ini melalui Pesparawi antar sektor,” kata KMJ Effatha Jeksel Pendeta Teddy Masinambouw.
Ketua II PHMJ GPIB Effatha Jakarta Selatan, Penatua Cemby Hutapea mengatakan terlaksananya event Pesparawi ini sebagai jawaban dari kerinduan yang dalam dari warga jemaat, ada yang tidak bisa bergereja, terceraiberai karena pandemi.
“Sejak pandemi kita banyak terceraiberai. Paduan-paduan suara sektor kita ranagkul lagi. Jadi dengan Pesparawi ini kami harap paduan-paduan suara sektor kembali seperti sebelumnya,” tandas Cemby Hutapea.
Menurut Cemby, paduan-paduan suara sektor yang tampil dalam Pesparawi kali ini intergenerasional sebagaimana tema sinodal. Semua sektor dilibatkan dan semua Pelkat-pelkat sangat semangat mengikuti Pesparawi ini.
“Puji Tuhan muncul kembali semangat bernyanyi Pelkat-pelkat yang ada,” tandas Cemby Hutapea sembari berharap hasil yang dicapai bisa berlanjut dengan menjadwalkan sektor-sektor untuk bisa bernyanyi mengisi pujian di ibadah-ibadah minggu ataupun untuk tingkat Mupeel sekalipun.
Dikatakan, jemaat Effatha punya dua paduan suara. Kedepan nanti akan dilakukan seleksi untuk diikutkan dalam paduan suara yang sudah ada. “Regenerasi terus,” imbuh Cemby Hutapea.
Sebagai informasi latar belakang 3 juri yang melakukan penilaian dalam Pesparawi itu adalah sbb:
Godlief Soumokil Pengurus Yayasan Musik Gereja di Indonesia-YAMUGER (1990 – sekarang), TIM INTI Nyanyian Gereja – Yayasan Musik Gereja. Tim Penyusun Buku Nyanyian Kidung Jemaat, Kidung Ceria, Kidung Muda-mudi dan PKJ. Tim peyusun buku nyanyian Kidung Keesaan (pengganti Kidung Jemaat). Departemen Teologia Bidang Ibadah dan musik gereja GPIB (1989 – 2023)
Arnold Isaak Apituley pernah membawa Indonesia Raksamahiva Camudrasu Choir dalam berbagai kompetisi internasional, diantaranya: Tahun 2013 Medali Emas Lomba Paduan Suara Internasional Budapest, Hungaria. Tahun 2013 Medali Perak Lomba Paduan Suara di Canta Almar, Barcelona, Spanyol, Tahun 2014 Medali Perak World Choir Games di Riga, Latvia Tahun 2015 Medali Perak Jesolo International Choir Festival, Jesolo, Italia. Membawa kontingen DKI (Paduan Suara Anak) mendapat Medali Emas di Pesparawi Nasional tahun 2009 Samarinda dan Membawa kontingen DKI (Paduan Suara Wanita) mendapat Medali Emas di Pesparawi Nasional tahun 2012 Kendari.
Latar belakang Victor Purba Melatih Paduan Suara diberbagai Gereja, Instansi, dan Perguruan Tinggi antara lain: PS Universitas Pancasila 1985-2005, PS Institut Teknologi Indonesia Serpong 1987-1991, PS IPB Bogor 1990-2004, PS UKI Jakarta 1992-1995, PS Sekolah Tinggi Manajemen Labora 1992-2017, PS Universitas Bung Karno 2000-2008 dan PS Akademi Perawat Fatmawati 2001-2016.
Dalam kesempatan itu, Godlief Soumokil yang akrab disapa Otis ini mengatakan, sebaikan setiap jemaat perlu mengadakan lomba antar sektor. Lomba antar sektor merupakan sarana pembinaan keseluruhan secara tidak langsung ke jemaat.
“Melalui paduan suara mereka belajar bernyanyi dengan baik dan mengerti bahwa setiap lagu punya makna yang luar biasa. Yang saya sesalkan sering lagu itu dalam ibadah hanya jadi tempelan, selingan,” tandas Otis.
Lagu pujian yang dinyanyikan hanya sekadar, akibatnya tidak memberikan dampak positif bagi perkembangan iman.
“Pesparawi ini bukan siapa menang, siapa kalah. Tapi kita bisa bersuskacita untuk bernyanyi. Yang lain belajar melihat yang lain,” kata Otis. /fsp