BEKASI, Arcus GPIB – Pdt. Domidoyo Ratupenu tegas mengatakan bahwa jabatan Diaken Penantua di gereja bukan soal tinggi rendah, prestise atau soal hal-hal lainnya yang berkaitan dengan itu.
“Jabatan Diaken dan Penatua bukan suatu prestise, ini adalah pelayan untuk melayani Tuhan dan butuh dukungan spritual, moral dari semua warga jemaat,” ungkap Pdt. Domidoyo yang akrab disapa Pdt. Domi ini usai meneguhkan Diaken Penatua GPIB Jemaat Pondok Ungu, Bekasi Minggu 30/10/2022.
Alumni Strata-2 UIN Sunan Kalijaga Yogayakarta ini menyarankan perlu belajar bagaimana melayani orang-orang atau masyarakat sekitar.
“Kita belajar untuk memfokuskan pelayanan kita kepada masyarakat diluar sana,” kata Pdt. Domi dalam khotbahnya di Ibadah Peneguhan Diaken dan Penatua, GPIB Jemaat Pondok Ungu mengurai Firman Tuhan dari 2 Tesalonika 1 : 1 – 5.
Diakuinya, dalam menentukan dan mengklasifikasikan siapa yang menjadi Diaken atau Penatua ada ukuran yan dipakai, yakni menggunakan dasar pengalaman hidup selama 2 tahun di jemaat Pondok Ungu.
Posisi Diaken dan Penatua dalam perspektif dan pergumulan Pdt. Domi bukan prestise atau tinggi rendah melainkan soal kecakapan dan soal fashion.
“Jabatan Diaken dan Penatua bukan prestise atau tinggi rendah melainkan soal kecakapan dan soal fashion,” imbuh Pendeta yang pernah lama bertugas di Aceh ini.
Dalam kesempatan ibadah minggu dan peneguhan Diaken dan Penatua tersebut, Ikut melayani sebagai solois John Paulus, Hizkia J. Idjaf, VG Masano, Trio Kantoria (RAE Siagian, Alfrida, Nitha) serta Keyboardist Rirensy Riyadiyono.
Catatan Arcus Media Network mengutip hjonathans.com menyebutkan, kualifikasi menjadi penatua dan tugas presbyterial tak bercacat unimpeachable. Seorang Penatua haruslah seorang yang setia kepada Tuhan dan kepada Gereja dengan melakukan Panggilan Jabatannya. Kesetiaan adalah puncak tertinggi jabatannya.
Dalam 1 Petrus 5:1-3, perumusannya oleh Rasul Petrus menyebutkan bagaimana tugas seorang Panatua yakni untuk menggembalakan kawanan domba Allah jangan dengan paksa tetapi dengan suka rela sesuai dengan kehendak Allah dan jangan mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.
Untuk tugas seorang pejabat Diaken adalah mengurus pengumpulan dan pembagian derma. Diaken mengurus orang miskin dan sakit.
Dalam 1 Timotius 3:8-13 dinyatakan bahwa Diaken haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah.
Memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci. Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah setelah ternyata mereka tak bercacat.
Demikian pula, istri-istri hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah, hendaklah dapat menahan diri, dan dapat dipervcayai dalam segala hal. Diaken haruslah suami dari satu istri, dan mengurus anak-anak nya dan keluarganya dengan baik. /jp/fsp