JAKARTA, Arcus GPIB – Fungsionaris Majelis Sinode (FMS) GPIB melakukan audiensi ke Katedral Jakarta Jumat (16/12/2022). FMS GPIB yang dipimpin Ketua Umum Majelis Sinode Pendeta Drs. Paulus Kariso Rumambi, M.Si diterima oleh Kardinal Prof. Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo.
Gawean Departemen Germasa GPIB ini, dalam kunjungan tersebut juga melibatkan unsur Departemen Teologi GPIB.
Suasana keakraban sangat dirasakan dalam audiensi tersebut. Sambutan persaudaraan sangat dirasakan tim GPIB yang hadir siang itu yang diterima di lantai 2 sebuah ruangan di sebelah bangunan utama Gedung gereja Katedral Jakarta bersebelahan dengan masjid Istiqlal Jakarta.
Ketua Umum Majelis Sinode Pendeta Paulus Kariso Rumambi dalam kesempatan itu menyatakan rasa syukurnya atas sambutan yang diberikan pihak Katedral menerima kunjungan FMS GPIB.
“Kami bertetangga. Kantor Majelis Sinode satu Kawasan dengan GPIB Immanuel Gambir,” kata Pendeta Rumambi kepada Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo saat membuka perkenalan.
Dalam kesempatan itu, Pendeta Rumambi juga menyampaikan perkembangan GPIB saat ini, yang sudah mencapai 335 jemaat tersebar di hampir seluruh Indonesia, termasuk jumlah pendeta yang dimiliki GPIB.
Kesempatan audiensi itu dimanfaatkan untuk mempertanyakan beberapa hal kepada Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo setelah memberikan beberapa penjelasan seputar fungsional Kardinal di Indonesia.
Sekretaris Umum MS, Pendeta Elly D. Pitoy De Bell, misalnya, tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut menanyakan beberapa hal terkait model pelayanan gereja Katolik. Sementara Pendeta Steven Sihombing dari Dept. Teologi menanyakan sejauh mana fungsi-fungsi perempuan dilibatkan di gereja Katolik. Sementara Pendeta Yoel Rampengan menanyakan soal pelibatan pemuda dalam kegiatan-kegiatan sosial.
Ketua II Majelis Sinode, Pendeta Manuel Raintung, S.Si, M.M yang membidangi Germasa mengatakan, kunjungan ke Katedral Jakarta menjadi bagian perhatian Germasa GPIB.
“Ini kunjungan pertama kalinya yang dilakukan GPIB ke Katedral Jakarta. Perkunjungan ini silatuhmi kita ke Katedral,” kata Pendeta Manuel.
Dalam kesempatan itu Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo mengatakan, kehadiran gereja Katolik kaitannya dengan fungsionalnya bisa dilihat dari sisi gerejani tapi juga fungsional secara politik. Ia mencontohkan, Vatikan adalah sebuah negara yang hadir secara politis.
Fungsional Kardinal, menurut Suharyo Hardjoatmodjo bertangung jawab ke Vatikan atau Paus dan bisa dipilih menjadi Paus. Kardinal memasuki masa pensiun usia 75 tahun.
Mengenai Katedral Jakarta, sebagaimana diketahui gereja Katedral merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang ada di Jakarta.
Sebelum diresmikan sebagai bangunan cagar budaya, Gereja Katedral mempunyai sejarah yang panjang dalam pembangunannya. Pembangunan Gereja Katedral dimulai ketika Paus Pius VII mengangkat pastor Nelissen sebagi prefek apostik Hindia Belanda pada 1807.
Saat itulah dimulai penyebaran misi dan pembangunan gereja katolik di kawasan nusantara, termasuk di Jakarta.
Tahun 1808, pastor Nelissen bersama pastor Prinsen tiba di Batavia via Pelabuhan Pasar Ikan. Kemudian mereka bertemu dengan Dokter FCH Assmus untuk membicarakan pendirian gereja katolik di Batavia.
Di tahun yang sama, Pastor Nelissen mendapat pinjaman sebuah rumah bambu yang berlokasi di pojok barat daya Buffelvelt (sekarang menjadi gedung departemen agama) untuk digunakan sebagai gereja, dan menggunakan rumah tinggal perwira sebagai rumah pastoral. /fsp