JAKARTA, Arcus GPIB. Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) siap menjadi tuan dan nyonya rumah perhelatan Asian Church and Ecumenical Leader’s Conference (ACELC) selama lima mulai 1-5 Mei 2023 di Jakarta. Berbagai persiapan hingga jelang hari H kegiatan tersebut telah siap.
“Kami GPIB dipercayakan oleh CCA sebagai penyelengara kegiatan ACELC. Sebagai penyelengara adalah mempersiapkan akomodasi dan tempat meeting. Lalu sebagai tuan dan nyonya rumah pasti kita mau memberi yangg terbaik, sebab hal ini terjadi 8 tahun sekali. Kami membentuk tim kerja kecil yang efektif dan progresif artinya harus gerak tepat dan cepat, mengingat suasana saat ini begitu kuat dengan perangkat digital,” kata Sekretaris Umum Majelis Sinode Pdt.Elly Pitoy de Bell kepada Arcus GPIB, Minggu (30/4).
Sebagaimana PST Medan, kata Pendeta Elly, pihaknya melakukan model yang sama, yaitu meminimalis penggunaan kertas dan plastik.
“Kami-pun berkoordinasi untuk penjemputan peserta dari bandara ke lokasi pertemuan yang datang dari berbagai tempat. Teman-teman dari inforkom-litbang sebagai bagian utuh team support IT. Bagian dari TPG menyediakan perangkat ibadah yang in line dengan CCA,” tutur Pendeta Elly.
Ia menambahkan ada yang berbeda dari penyelenggaraan kali ini karena mengangkat unsur etnis Betawi. “Nuansa yang kita usung adalah Betawi atau Jakarta mengingat penyelenggaraan kegiatan ini di kota Jakarta,” ujarnya.
Secara khusus Sekum Majelis Sinode menambahkan alas an khusus mengapa GPIB menerima kegiatan ini ? “Ya karena kami mau terlibat secara bersama dan GPIB sering mengutus presbiter (Pendeta, Penatua) ikut dalam kegiatan yg diadakan oleh CCA.
Itu sebabnya GPIB akan menjamu peserta di pelataran halaman Jemaat Immanuel pada tanggal 4 Mei 2023 pukul 18.00 WIB dengan menggunakan kaos hitam (black thursday) untuk kampanye Stop kekerasan seksual, perundungan dan kekerasan yang dialami oleh perempuan dan anak …yang telah kami dipercakapkan bersama PGI dalam semangat ekumenis.
Menyinggung kesiapan dan dukungan dana untuk kegiatan ini, Pendeta Elly juga menyampaikan bahwa pendanaan dibiayai oleh GPIB.
Sekira 120 peserta dari berbagai negara di Asia dan Indonesia akan menghadiri acara yang mengusung tema God Renew Us in Your Spirit and Restore the Creation, Christian Conference of Asia (CCA). Kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi platform bersama para pemimpin gereja dari seluruh benua dan denominasi untuk merenungkan beberapa hal bersama terkait isu-isu krusial dan keterlibatan gereja.
Menurut Sekeretaris General CCA Dr Mathews George Chunakara, “Pertemuan ACELC, adalah pertemuan para pemimpin gereja dan oikumene di Asia, yang akan membahas perubahan eklesia dan ekumenis yang terjadi di gereja-gereja di Asia.”
Selama lebih dari dua dekade, CCA telah memprakarsai atau menyediakan platform ekumenis khusus para kepala gereja-gereja anggota dan dewan nasional untuk bertemu bersama. ACELC diharapkan dapat mempertemukan sekelompok kepala gereja yang diundang secara khusus/moderator/sekretaris umum dari gereja-gereja anggota dan dewan anggota nasional.
“Konferensi di Jakarta ini juga akan menjadi pendahuluan dari Sidang Raya ke-15 CCA, yang akan diadakan di Kottayam, India, dengan tema God, Renew Us in Your Spirit and Restore the Creation,” kata Dr.Mathews.
Dalam kegiatan ini, para peserta akan merefleksikan kembali ‘siapa kita’ dan ‘apa yang kita lakukan’ sebagai gereja dalam menangani masalah yang sangat berhubungan dengan kehidupan, dan kesaksian gereja dan umat di Asia.
Secara khusus konferensi di Jakarta, akan berfokus pada beberapa isu dan tema yang memengaruhi konteks kehidupan gereja sehari-hari, yaitu Tata Kelola yang Baik, Kepemimpinan yang Berintegritas, dan Pengambilan Keputusan yang Konsensus, serta Memperkuat Misi Diakonia Ekumenis, dalam lanskap gerejawi dan ekumenis yang terus berubah di Asia.
Sejumlah materi akan disampaikan dalam konferensi tersebut, seperti Mengubah Lanskap Gerejawi dan Ekumenis di Asia oleh Pdt. Dr Mathews George Chunakara, serta Good Governance: Prinsip, Nilai, dan Relevansi bagi Gereja oleh Pdt. Terence Corkin. Kedua materi ini akan disampaikan di hari pertama (1/5/2023).
Sedangkan di hari kedua (2/5/2023), diskusi alkitabiah soal Pelayanan dari Penciptaan akan disampaikan oleh Pendeta Dr. Asigor Sitanggang, serta beberapa materi lainnya akan disampaikan oleh beberapa pakar antara lain Pdt. Dr. Henriette Hutabarat dan Uskup Steven Lawrence yang membahas Kepemimpinan Berintegritas: Menuju Kebersamaan, Akuntabilitas dan Transparansi.
Pada hari ketiga (3/5/2023), refleksi teologis biblika tentang Pembaruan, Transformasi dan Pemulihan Ciptaan oleh Uskup Hilary Jr. Pasikan, Diakonia Ekumenis: Tindakan Gerejawi untuk Semua Umat Allah, dan Semua Ciptaan akan dibawakan oleh Dr. Mathews George Chunakara. Setelah itu dilanjutkan dengan materi Diakonia Ekumenis-Dipanggil untuk Transformasi oleh Pdt. Mathew Ross.
Di hari keempat (4/5/2023), materi refleksi alkitabiah dan teologis menyangkut Diakonia Pelayanan untuk Kemanusiaan akan disampaikan oleh Pdt. Mery Kolimon, Diakonia Ekumenis: Model Efektif dari Kemitraan dalam Kesaksian dan Pelayanan di Asia akan disampaikan oleh 3 narasumber yakni Juliate Malakar, CCDB, Pdt. Joshuva Peter, UELC dan Diaken Ayub Junus, YADIA GPIB. Beberapa materi menarik lainnya juga akan disampaikan.
Materi refleksi alkitabiah dan teologis mengenai Diakonia Solidaritas dan Pengiring oleh Pendeta Ebenezer Joseph, akan disampaikan di hari terakhir (5/5/2023)./phil