JAKARTA, Arcus GPIB – Pertahankan kebahagiaan hidup bersama Tuhan Yesus dengan mendidik semua anggota keluarga rajin berdoa, bekerja, memberi, dan berbuat bask tanpa ada udang di balik batu.
Demikian renungan malam Sabda Bina Umat (SBU) GPIB Minggu (13/11/2022) mengangkat tema: “Bahagia Yang Hidup Bijaksana” mengurai Firman Tuhan dari Amsal 3 : 11 – 20.
Pesan-pesan firman Tuhan dapat lancar disampaikan jika orang tua menyadari pentingnya hikmat Tuhan bagi anak-anak mereka. Jadi alangkah eloknya saat keluarga berkumpul bersama, mereka berdoa, bercerita dan saling menguatkan.
Kebahagiaan keluarga terus bertahan selama mereka mengasihi Tuhan Yesus dan percaya pada Firman-Nya yang menjamin kebahagiaan di masa sekarang dan masa yang akan datang.
Dewasa ini, kemajuan teknologi telah menolong manusia meraih kebahagiaan. Misalnya, teknologi komunikasi memudahkan orang tua berbicara secara audio-visual dengan anak-anak mereka yang tersebar di berbagai lokasi.
Kebahagiaan hidup menjadi hasil akhir dari mereka yang beroleh hikmat. Mereka yang percaya Tuhan dengan segenap hati, dengan sendirinya menerapkan perintah Tuhan dalam perilaku moralnya.
Tegas menolak berkompromi dengan kejahatan dan sepenuhnya dapat melakukan kebaikan. Kemampuan berlaku balk sesuai kehendak-Nya adalah hikmat yang diberikan Tuhan dan bernilat sangat luar biasa.
“Sekarang ini dapat kita katakan bahwa kebahagiaan orang tumbuh, namun ketidakbahagiaan juga meningkat. Bagaimana kita bisa membuat orang bahagia saat mereka tidak terdidik untuk memiliki moral tinggi? Mereka tidak menjadi bijak.”
“Filsuf moral asal Jerman, Immanuel Kant berpendapat bahwa “Kita hidup dalam era kedisiplinan, budaya, dan peradaban, tapi bukan dalam era moralitas.”
Kebahagiaan hidup menurut Kant terkait dengan sikap moral seseorang dalam menghargai kehidupan. /fsp