JAKARTA, Arcus GPIB – Hari kedua, Selasa (2/5) Asian Church and Ecumenical Leader’s Conference (ACELC) yang berlangsung di Hotel Milenium, Jakarta menghadirkan diskusi Biblical and Theological Reflection: ‘Stewardship of God’s Creation yang dibawakan oleh Pdt. Dr Asigor Sitanggang. Setelah diskusi cukup banyak peserta yang memberikan tanggapan terhadap topik yang dibawakan, soal manusia sebagai hasil ciptaan Tuhan yang berperan untuk penatalayan CipataanNya.
Dalam penjelasannya Pdt. Asigor mengatakan ketika berbicara tentang penatalayanan Ciptaan Allah maka posisi manusia adalah singular dan tidak lebih tinggi dari ciptaan lainnya.
“Dengan menelusuri teks-teks tentang ciptaan di Kejadian, Mazmur, Yesaya dan Markus, bahwa umat manusia tidak memiliki posisi lebih tinggi dibanding ciptaan lain dan kita tidak memiliki hak untuk mendominasi ciptaan lainnya. ketika dikatakan segambar dan serupa dengan Allah kemudian kita mengabaikan untuk memelihara alam sehingga kita terlibat dalam kehancuran alam ini,” katanya kepada Arcus selepas diskusi.
“Ketika kembali dipanggil setelah kematian Kristus di kayu salib maka kembali menjadi gambar dan rupa Allah dengan perintah untuk memelihara alam dan itu ditegaskan kembali dalam amanat agung bukan di versi Matius tapi versi Markus. Markus harus dilihat sebagai pemelihara alam semesta.”
Pdt. Asigor yang juga Ketua Program Doktor STFT dari Sinode Gereja Bethel Indonesia menegaskan seharusnya baik dari dewan gereja dunia, CCA tingkat Asia, sinode-sinode bahkan GPIB harus terlibat dalam merawat alam dengan melakukan advokasi dan tindakan-tindakan nyata.
“Karena kerusakan lingkungan ini pelakunya juga ada gereja di dalamnya. Contoh kecil saja, ada gereja yang membiarkan saluran air selama bertahun-tahun dan kalau hujan jadi banjir,” tuturnya.
“Untuk itu kita semua dengan diskusi tadi agar kita ikut memelihara alam. Dan saya mendorong GPIB untuk merespons posisif bahkan membangun advokasi dan jika memungkinkan membangun atau menjadi pelopor advokasi ini dan menjadi alat Tuhan membangun advokasi ini.” /phil