JAKARTA, Arcus GPIB – Pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut bahwah mulai tahun 2024 ini Kantor Urusan Agama (KUA) akan menjadi tempat pernikahan untuk seluruh agama ditanggapi sejumlah pihak.
Pendeta Henrek Lokra, Sekretaris Eksekutif Bidang Keadilan dan Perdamaian (KP) Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) memberi tanggapan serius.
“KUA itu semangatnya bagus, tapi perlu dibicarakan secara bersama dan serius bagaimana aturannya. Mengapa? Karena perkawinan dalam agama Kristen itu ranahnya sipil. Sementara pemberkatannya dilakukan di Gereja. Karena urusan sipil ini ada di di Kemendagri sebagai pencatatan sipil bagi warga. Dań itu ranahnya administrasi kependudukan negara. Jadi, negara harusnya memang pada urusannya administratif saja dan itu sudah benar Jadi memang perlu diatur,” katanya kepada Arcus GPIB, Kamis (29/2).
Pernyataan Menag Gus Yaqut disampaikan saat Rapat Kerja Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam di Jakarta, Sabtu (24/2) lalu
Untuk hal tersebut kapat berjalan, Menag akan melibatkan semua tokoh agama untuk mengkaji rencana Kantor Urusan Agama (KUA) yang akan menjadi tempat pencatatan pernikahan semua agama.
Menurut dia menjadikan KUA untuk semua agama dalam melakukan proses pernikahan adalah etalase Kementerian Agama. “Saya optimistis lah kalau untuk kebaikan seluruh warga bangsa, kebaikan seluruh umat beragama, mau merevisi undang-undang atau apa pun, orang pasti memberikan dukungan. Usulan ini kan untuk memberikan kemudahan bagi seluruh umat beragama,” tuturnya.
Hal lain yang juga disinggung Menag Yaqut adalah agar aula-aula KUA dapat digunakan sebagai tempat ibadah sementara bagi umat non-Muslim. Hal itu untuk memberikan bantuan kepada umat non-Muslim yang mengalami kesulitan dalam mendirikan tempat ibadah sendiri yang disebabkan ekonomi, sosial, atau alasan lainnya.
“Bantu saudara-saudari kita yang non-Muslim untuk bisa melaksanakan ibadah yang sebaik-baiknya. Tugas Muslim sebagai mayoritas yaitu memberikan pelindungan terhadap saudara-saudari yang minoritas, bukan sebaliknya,” tuturnya. /lip