JAKARTA, Arcus GPIB – Pelkat Persekutuan Kaum Perempuan (PKP) GPIB merayakan HUT-nya yang ke-58. Dengan tema: “Perempuan Sebagai Pembawa Damai” perayaan HUT yang dilaksanakan Dewan PKP GPIB di gedung GPIB Kelapa Gading Jakarta Senin 28 Februari 2023.
Tema tersebut yang digali dari Galatia 1:15 yang berkata “Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya”.
Ibadah dilayani Pendeta Cindy Cecilia Tumbelaka – van Munster, M.A., M.Th. Puncak syukur dirayakan dengan tumpengan di gedung gereja yang dihiasi berbagai hiasan HUT ke-58 Pelkat PKP GPIB yang juga turut dihadiri sejumlah undangan Dewan-dewan yang ada antara lain Dewan PA. Dewan PT, Dewan GP, Dewan PKP dan Dewan PKLU.
Perhelatan HUT ke-58 PKP ini berjalan khusuk nan semarak yang banyak diarahkan Ketua Dewan PKP, Juanita Pattipeilohy-Tumilaar. Spanduk besar membentang dominan ungu menghias ruang dan kembang di vas bunga juga ungu menyiratkan warna khas PKP.
Majelis Sinode dalam pesannya kepada Kaum Perempuan GPIB untuk tidak berhenti berkarya, membawa damai di ranah pelayanan bagi keluarga dan gereja untuk memuliakan Tuhan.
“Teruslah menjadi perempuan bagi gereja ini, yang damainya menghangatkan, dekapannya memulihkan, dan topangannya memampukan. Ad maiorem Dei gloriam yang arti untuk kemuliaan Allah yang lebih besar,” demikian pesan Majelis Sinode GPIB.
Lanjut disampaikan, tidak kebetulan bahwa Rasul Paulus menyebut perempuan dengan sapaan ibu. Di sini Rasul Paulus merenungkan pertobatannya sebagai cara Allah yang unik dan ajaib memilih dan memanggilnya sejak dari dalam kandungan seorang ibu.
Penuh kehangatan kasih sayang, Allah membentuk Paulus hingga waktu yang matang ia dilahirkan sebagai seorang pelayan Tuhan yang tangguh dan militan. Sebagai perintis berdirinya banyak jemaat Tuhan, Paulus menempatkan citra perempuan, ibu, sebagai gambaran dari gereja, yang dipilih dan dipanggil oleh kasih karunia Allah, serta hidup di dalam damai seorang akan yang lain.
Pelkat PKP, sebagai salah satu unit misioner GPIB, membangun komitmen untuk menjadi sarana penting gereja dalam mewujudkan panggilan menjadi gereja misioner, yaitu gereja yang “melengkapi warga gereja untuk suatu pelayanan dan kesaksian Kristen yang langsung merupakan suatu keterlibatan sosial, ekonomi dan budaya”.
Sasaran akhir panggilan ini adalah pemberdayaan warga gereja agar tangguh dan berdaya di tengah tantangan badai krisis multidimensi yang melanda masyarakat dunia dan Indonesia. Peran perempuan menjadi kekuatan pendorong dalam mengembangkan gaya hidup damai yang saling menghangatkan, saling menerima, dan menjadikan kasih sebagai nilai pemersatu di tengah keragaman yang ada di dalam gereja.
PKP GPIB mensyukuri usia 58 tahun ini dalam derap pelayanan di tahun Germasa (gereja, masyarakat, dan agama-agama). Gereja dan dunia adalah dua sisi koin mata uang yang saling membutuhkan dan saling mempengaruhi. Sikap tertutup dan memisahkan diri dari dunia sekitarnya hanya menyebabkan gereja tidak relevan dan tidak signifikan.
Di sini kehadiran perempuan yang menyuarakan damai sangat diperlukan bagi sikap terbuka gereja dalam membangun relasi lintas iman dan lintas budaya.
Tantangan perubahan dalam masyarakat global berupa ruang publik virtual dihadapi oleh semua anggota masyarakat tidak terkecuali gereja. Ruang publik virtual ini menjadi tantangan sekaligus peluang, untuk bertahan sekaligus mampu memanfaatkan perkembangan media sosial itu untuk menopang tercapainya panggilan gereja di bidang persekutuan, pelayanan, dan kesaksian.
Di sini, spirit perempuan menjadi kekuatan agar GPIB mampu menggalang seluruh potensinya menjadi gereja yang membawa damai sejahtera bagi seluruh ciptaan.
Pada tahun ini, PKP GPIB juga bergumul dalam derap menyiapkan pemilihan para pengurus Pelkat untuk menjadi pelayan yang memimpin di dalam jemaat-jemaat. Proses ini mempunyai nilai strategis dalam rangka meletakkan arah dan perjalanan sebuah organisasi ke depan.
Yang dibutuhkan dari seorang pelayan tidak hanya kompetensi diri yang cakap, kreatif, dan inovatif dalam mengemban tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya, tetapi juga spiritualitas.
Dalam Grand Design PPSDI GPIB, spiritualitas merupakan nilai keutamaan dari gambaran seorang pelayan, yang beriman kepada Tuhan, rajin berdoa dan membaca firman Tuhan, serta penuh damai dengan sesama manusia dan ciptaan lainnya.
Kehadiran para pengurus Pelkat PKP yang baru itu diharapkan dapat berderab Bersama melakukan karya pelayanan terbaik bagi hormat dan kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus.
Akhirnya, rasa syukur di ulang tahun yang baru 2023 ini menjadi ungkapan syukur bahwa sampai di sini Tuhan telah menolong PKP GPIB sebagai unit misioner gereja mencapai misi menghadirkan damai sejahtera Allah kepada seluruh ciptaan. PKP pun menjadi para perempuan gereja pembawa damai.
Derap kebersamaan sebagai tubuh Kristus yang damai, penuh kehangatan, saling menerima, dan saling menguatkan, adalah nilai-nilai yang dibutuhkan dalam menapaki perjalanan ke depan. /fsp