Lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, merupakan bentuk nyata dari praktik moderasi yang telah dicontohkan oleh para pendiri bangsa.
BOGOR, Arcus GPIB – Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah menggagas Inisiator Muda Moderasi Beragama (IMMB). Direktur KSKK Madrasah M Sidik Sisdiyanto mengatakan IMMB dibentuk untuk melahirkan agen perubahan di madrasah yang akan mengimplementasikan pemahanan moderasi beragama dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Agen IMMB madrasah juga didesain untuk menginisiasi berbagai praktik baik sekaligus mengajak masyarakat luas dalam mewujudkan dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nialai agama yang moderat,” terang M Sidik Sisdiyanto saat memberi sambutan pada penyusunan Juknis Inisiator Muda Moderasi Beragama di Bogor, Senin (22/7/2024). Penyusunan juknis berlangsung tiga hari, 22-24 Juli 2024.
Lebih lanjut mengutip dari situs Kemenag RI menyebutkan, lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, merupakan bentuk nyata dari praktik moderasi yang telah dicontohkan oleh para pendiri bangsa. Keragaman budaya, suku, bahasa, dan agama yang telah lama hidup rukun dan berkembang merupakan modal sosial dan kultural bagi bangsa Indonesia dalam menjaga dan melestarikan kehidupan yang toleran dan harmonis.
Sebagai negara multikultural dan multireligius, kata Sidik, Indonesia selama ini terbukti mampu menjaga kerukunannya. Masyarakat Indonesia yang penuh warna, masih bisa mengikatkan diri pada kesatuan dalam keragaman. Di Indonesia, keragaman suku, ras, agama, tidak menciptakan perpecahan namun menjadi mozaik yang saling melengkapi. Begitu juga sebagai negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau dengan ratusan pemerintahan administratif, Indonesia tetap kokoh dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Meski demikian, saya mengingatkan bahwa kesadaran akan pentingnya menjaga kerukunan di tengah kondisi damai ini tetap harus ditingkatkan. Sebab, potensi konflik di negara yang beraneka ragam itu selalu ada. Revolusi teknologi informasi juga membuat masa inkubasi potensi konflik menjadi lebih pendek dan lebih cepat. Penularan ujaran kebencian misalnya, bisa menjadi viral dalam hitungan detik. Satu kasus di desa terpencil, dalam hitungan detik bisa menyebar dan membakar emosi orang-orang di pelosok negeri,” tegas pria kelahiran Pemalang ini.
Kasubdit Kesiswaan Madrasah Imam Bukhori menyebutkan bahwa tujuan Kegiatan Inisiator Muda Modasi Beragama ini yakni; 1) Menguatkan karakter siswa dalam cara berfikir keagamaan, bersikap dan bertindak yang moderat 2) Menanamkan nilai-nilai Islam wasathiyyah dan Keindonesiaan kepada siswa madrasah di Indonesia 3) Membangun jaringan siswa madrasah untuk penyebaran moderasi beragama pada generasi Z 4) Meningkatkan penguasaan wacana moderasi beragama melalui mobilitas media sosial.
“IMMB ini diperuntukkan untuk siswa siswa Madrasan Aliyah yang nantinya akan dipilih 40 besar untuk mengikuti pelatihan secara intensif di Jakarta. Diharapkan dari kegiatan ini muncul duta Moderasi Beragama dari kalangan remaja” tutup Imam. /fsp