Home / Germasa

Senin, 7 November 2022 - 15:10 WIB

Agama Diharapkan Bisa Solusi Berbagai Persoalan Dunia Internasional

Foto: dprkplh.tanahlautkab.go.id/

Foto: dprkplh.tanahlautkab.go.id/

BALI, Arcus GPIB – Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, agama diharapakan bisa memberi solusi terhadap persoalan-persoalan internasional saat ini yg cukup bnayak.

“Agama menawarkan inspirasi spiritual yang bisa dijadikan solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi dunia internasional saat ini. Begitu banyak persoalan di dunia yang tidak mungkin diselesaikan dengan pendekatan sains dan teknologi semata,” kata Menag saat menjadi keynote speaker  dalam acara daring pertemuan R20.

Laman PGI menyebutkan, pertemuan  R20 yang mempertemukan pemuka lintas agama dari berbagai negara menjelang pelaksanaan pertemuan presidensi G20 di Bali, sebuah koalisi internasional lintas agama juga menyelenggarakan forum tahunan mereka di Seminyak, Bali, 31 Oktober – 3 November.

Di hadapan lebih kurang 120 peserta dari perwakilan pemerintah, akademisi/lembaga tersebut Menag mencontohkaan peran agama-agama yang sangat signifikan dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat  selama Pandemi Covid-19.

Baca juga  Malam Perenungan Event Tanoker, Dingin Malam Tak Menyurutkan Semangat

“Ajaran agama berperan sangat signifikan dalam meningkatkan imunitas spiritual khususnya dalam upaya peningkatan kesehatan mental dalam menghadapi pandemi Covid-19. Upaya ini terbukti mempercepat proses penyembuhan pasien Covid-19,” ujarnya.

Terkait peran agama-agama dalam upaya pencapaian SDGs, Menag mengatakan, “Praktik keagamaan telah menjadi nilai sehari-hari masyarakat Indonesia. Peningkatan spiritual melahirkan manusia ideal yang mengutamakan kehidupan sosial dan peduli terhadap lingkungan. Manusia ideal terbentuk dari norma budaya dan kebiasaan sehari-hari yang dibutuhkan dalam mewujudkan upaya pembangunan berkelanjutan.”

Mempertimbangkan banyaknya tema serius yang harus dipercakapkan terkait peran agama-agama dalam pengelolaan dampak krisis iklim, pertemuan empat hari itu digelar dalam bentuk plenari maupun percakapan kelompok (parallel sessions).

Setiap sesi juga dikelola secara hybrid untuk memfasilitasi partisipasi anggota-anggota PaRD dan narasumber yang tak bisa hadir di Bali. Isu-isu yang digelar dalam pertemuan ini sangat menarik dan terintegrasi satu sama lainnya, sehingga potret tentang peran agama-agama dan kepercayaan dalam mengelola krisis perubahan iklim bisa dihadirkan secara utuh.

Baca juga  Rakerdal Germasa Sajikan Sesi-sesi Aktual: Dari Soal Keesaan Hingga Gereja Menghadapi Pemilu

Sekretaris Umum PGI, Pdt. Jacklevyn Manuputty bersama Pdt. Jimmy Sormin, Sekretaris Eksekutif PGI yang membidangi isu lingkungan dan kerjasama antaragama, diundang mewakili PGI sebagai narasumber dalam panel mengenai ‘Gerakan Antaragama Menanggapi Krisis Iklim.’

Sepanggung bersama Amanah Nurish, Dosen Univ. Indonesia dan KAICIID Fellow, Jero Jemiwi (aktifis lingkungan dan antaragama dari Bali), panel yang dipandu oleh Filip Buff dari Jaringan Denmark untuk Agama dan Pembangunan, membagi pengalaman-pengalaman pengelolaan dampak krisis lingkungan berbasis agama dan keyakinan di Indonesia. /fsp

Share :

Baca Juga

Germasa

Wow…Aksi Anak-Anak GPIB Bersih-bersih Di Senayan  

Germasa

Nobar Pulau Plastik: Sampah Plastik Menguatirkan!

Germasa

Konsultasi Sinodal Ekologi GPIB di Pekanbaru Resmi Dibuka

Germasa

IKN Semakin Mempesona, Dibangun untuk Keselarasan Manusia dan Alam

Germasa

Sekjen PP Pemuda Katolik: Kalau Kita Kompak dan Bersatu Pandemi Pasti Bisa Diakhiri

Germasa

Akan Wujudkan Gereja Ramah Demokrasi, Pdt. Persang: GPIB Sudah Berdemokrasi

Germasa

Dari Festival Film Moderasi Beragama: Film Pendek ‘Weton’ Juara 1

Germasa

Kasus Bakar AlQur’an: Pemerintah Indonesia Diminta Tekan Swedia