JAKARTA, Arcus GPIB – Menaati hukum-hukum-Nya bukan sebagai syarat keselamatan, tapi ekspresi iman dan ucapan syukur atas karya keselamatan yang telah diselesaikan oleh Kristus.
Mengatakan itu Pendeta (Em) Sealthiel Isaac dalam renungannya Sabtu (25/01/2025) mengupas tema: YESUS DATANG MENGGENAPI HUKUM TAURAT mengurai bacaan Firman Tuhan Matius 5: 17-20.
”Kita harus memegang erat firman-Nya, melakukan dan mengajarkanya. Kita harus memiliki kataatan yang benar pada firman-Nya (ay.19-20). Tuntutan memiliki hidup keagamaan seperti orang Farisi dan ahli Taurat mustahil kita penuhi. Namun kita dimampukan karena kebenaran dari Kristus yang telah menggenapkan tujuan Taurat.”
Ada kesalahpahaman dikalangan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sebab ajaran dan tindakan Yesus terhadap hukum Taurat membingungkan mereka. Mereka menyangka Yesus meniadakan hukum Taurat (contoh: tentang Sabat-Mat 12:1-8) (ay.17).
Bagi orang Kristen persoalannya menjadi rumit, karena tidak ada manusia yang dibenarkan oleh hukum Taurat (Rm 3:20). Keselamatan adalah anugerah (Ef 2:8-9). Kedatangan Yesus, bukan meniadakan hukum Taurat. Ia telah membawa Taurat pada tujuannya.
Yang digenapkan tidak saja hukum Taurat, tapi hukum Taurat dan kitab para Nabi. Karena itu satu titik pun dari hukum Taurat tidak dapat dihilangkan. Melalui “inkarnasi-Nya”, Yesus menyelesaikan tujuan kitab Suci. Yesus mengenapkan seluruh kehendak Allah.
Ayat 17 menyebutkan: “Janganlah menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” /fsp