JAKARTA, Arcus GPIB – Artikel berjudul “Tuhan Ada Di Metaverse, Prof. Richardus Eko Indrajit: Metaverse Memperkaya Bukan untuk…” cukup mendapat respon baik dari netizen yang membaca berita tersebut.
Sebagaimana diketahui artikel menyoroti soal metaverse dari aspek teologis yang dipaparkan oleh Prof. Richardus Eko Indrajid, M.Sc., MBA., MA.,M.Phil.,M.Si pakar IT yang akrab disapa Prof. Eko yang kini mendalami Meteverse dari Aspek Teologis.
Tak ayal dari paparan menarik yang disampaikan alumnus Harvard University bidang studi Applied Computer Science tersebut mendapat komentar dari netizen yang juga Penatua di GPIB Zebaoth Bogor, Pnt. Jonner Hutajulu. Menurut Jonner: Metaverse adalah lompatan kemajuan teknologi.
Hanya saja, kata Jonner, bagaimana Gereja mempersiapkan diri utk melakukan pelayanan dimasa mendatang harus dipersiapkan dari mulai sekarang. “Is GPIB ready,” tandasnya, yang dijawab netizen lainnya: Harus siap dan mulai beradaptasi dengan hi-tech.
Menurut Prof. Eko, hadirnya metaverse bukan untuk menggantakan tatanan yang sudah ada, tetapi lebih kepada penambahan-penampahan yang sifatnya memperkaya tatanan atau model yang sudah ada. “Jadi bukan utuk menggantikan tetapi untuk memperkaya. Itu juga disampaikan oleh pembuatnya termasuk Mark Zuckerberg,” tandas Prof. Eko.
Jadi metaverse itu adalah virtual reality dan augmented reality yang diperkaya, realitas yang ditambahkan. Contohnya, dengan mata biasa bisa melihat ada bunga mawar didepan, tapi kalau dilihat dengan kacamata khusus, bisa melihat penambahan informasi yang menyertai bunga mawar tersebut. Jadi realitasnya ada dengan penambahan informasi digital.
Untuk pendidikan manfaat metaverse akan enambahkan kekurangan-kekurangan yang ada dalam lembaga Pendidikan, memberikan alternatif baru terhadap hal-hal yang tidak bisa dilakukan untuk proses belajar mengajar. /fsp