JAKARTA, Arcus GPIB – Ibadah Minggu (25/6/2023) pagi di GPIB Bukit Moria Jakarta agak berbeda. Gubernur Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey, S.E hadir dalam kesempatan itu.
Olly yang juga Ketua Panitia HUT ke-75 GPIB tidak sendiri, Ia hadir didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Sulut, Rita Maya Dondokambey -Tamuntuan. Bersama dengan personel Panitia lainnya, Olly menyampaikan Pujian “Tuhan Menginginkan Daku” Kidung Jemaat 424.
Dalam kesempatan ibadah yang dilayani Ketua Majelis Sinode GPIB Pendeta Drs. Paulus Kariso Rumambi, M.Si, Olly Dondokambey yang juga merupakan warga GPIB Bukit Moria, Sektor Peayanan 6 ini menyampaikan sambutannya. Ia menyatakan kebanggaannya ketika diminta untuk menjadi Ketua Panitia HUT GPIB ke-75.
“Kaget juga, karena dipercaya sebagai sebagai ketua Panitia HUT ke-75 GPIB. Secara pribadi tentunya sangat membanggakan,” kata Olly di hadapan warga jemaat GPIB Bukit Moria Jakarta. Olly sendiri tercatat sebagai bagian dari jemaat GPIB sejak masa kuliah hingga bekerja.
Menurut Olly yang juga Bendahara Umum PDI-Perjuangan ini, sejak kuliah dulu ia tinggal di Tebet, tidak jauh dari GPIB Bukit Moria Jakarta. Namun diakuinya dalam posisinya sebagai Gubernur Sulut ia pun menjadi warga jemaat GMIM.
Pria kawanua ini berjanji akan menjalankan tugasnya sebagai Ketua Panitia HUT ke-75 GPIB dengan baik. Bahkan, tuturnya, akan membuat acara besar-besaran antara lain kegiatan bakti sosial, Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang di Jakarta dan perayaan HUT di Padang Sumatera Barat.
“Kita akan bersama-sama tumpah ruah beribadah di Jakarta. Kita undang semua jemaat dan seluruh pendeta GPIB,” jelas Olly.
Politisi PDI-P ini mengatakan, dalam perannya sebagai Ketua Panitia HUT GPIB, bukan berarti akan membawa masuk partai di dalam gereja.
“Saya juga, saat ini, menjabat sebagai Ketua Pria Kaum Bapak PGI. Nah, kalau tidak ada warga gereja di pemerintahan dan politik, siapa yang akan mengisinya,” ujar Olly seraya berpesan bahwa dengan jabatan yang dipercayakan, bisa menjadi terang di mana pun Tuhan menempatkan.
Diakuinya, gereja tidak boleh berpolitik. Tetapi gereja harus punya sikap politik. “Kalau gereja tidak punya sikap politik mau di bawa ke mana ini Negara Kesatuan Republik Indonesia ini,” kata dia.
Perhatian Khusus
Ketua II Majelis Sinode GPIB Pendeta Manuel Raintung, S.Si, M.M mengatakan, kehadiran GPIB selama 75 tahun harus dapat menjadi berkat, berdampak dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
“Mengapa GPIB melaksanakannnya di Padang, karena sesuai dengan keputusan Persidangan Sinode Tahunan tahun 2023 di Medan yang baru lalu ditetapkan Padang Sumbar sebagai penyelenggaraan, mengingat GPIB harus berbuat sesuatu untuk wilayah Padang Sumbar,” tutur Pendeta Raintung.
Dikatakan, mungkin ada yang memberi stigma negatif, untuk apa GPIB melakukannya di Padang Sumbar, GPIB ada di 26 provinsi salah satunya ada di Padang Sumbar belum pernah sama sekali mendapatkan perhatian khusus. Karena itu GPIB sepakat merayakan HUT GPIB ke-75 di Padang.
“GPIB memasuki periode ke-4 KUPPG II, menyatakan bahwa GPIB harus bersinergi di tengah masyarakat untuk mewujudkan kasih Allah. Secara khusus tahun 2023-2024 ini GPIB mengajak segenap warga GPIB secara Intergenerasional merawat jejaring sosial dan ekologi,” ujar Raintung.
Karena itu, katanya, jika motto Panitia yang menetapkan bahwa 75 tahun GPIB harus Berbinar Kasih, maka tepatlah GPIB diusianya yang ke 75 ini banyak melakukan aksi kasih bagi semua orang. /at/dew/fsp