Temu Syukur 60 Tahun PKP GPIB memberi kesempatan yang besar bagi umat untuk terlibat menyanyikan nyanyian-nyanyian jemaat di sepanjang sejarah gereja.
IBADAH Temu Syukur 60 Tahun PKP GPIB lingkup sinodal yang sekaligus dirangkaikan dengan Ibadah Penutupan Temu Syukur HUT ke-60 PELKAT PKP di Yogyakarta dikemas dalam bentuk Festival Nyanyian Jemaat (Hymn Festival).
Festival Nyanyian Jemaat adalah salah satu bentuk ibadah kreatif yang memadukan nyanyian dengan bacaan, narasi, dan doa, sehingga membentuk sebuah alur cerita berdasarkan tema tertentu.
Dengan bentuk ini, Ibadah Temu Syukur 60 Tahun PKP GPIB memberi kesempatan yang besar bagi umat untuk terlibat menyanyikan nyanyian-nyanyian jemaat di sepanjang sejarah gereja, bersama dengan kelompok vokal, solois, dan duet dari dua jemaat yang menjadi tuan/nyonya rumah acara ini, yaitu GPIB “Marga Mulya” Yogyakarta dan GPIB “Cupuwatu” Sleman.
Beberapa paduan suara yang menjadi peserta kegiatan Pesparawi juga turut mengambil bagian dalam ibadah: Mupel Bekasi, Mupel Jawa Timur, Mupel Jakarta Selatan, dan Mupel Kaltim 2 serta PS. PKP GPIB. Di samping itu, keterlibatan gerak dan lagu dari PELKAT PA GPIB “Marga Mulya” Yogyakarta dan GPIB “Cupuwatu” Sleman juga turut menambah warna intergenerasional pada ibadah ini.
Dengan tema “Perempuan yang Bersyukur,” ibadah ini hendak memberi pesan kepada perempuan GPIB untuk memaknai kehidupan mereka sebagai nyanyian yang hidup yang menggemakan kasih, kebenaran, kebaikan, dan keadilan Allah melalui kata dan perilaku sehari-hari.
Konteks masyarakat yang masih dipenuhi dengan budaya diskriminasi, kekerasan, dan ketidakadilan bagi perempuan menjadi salah satu tantangan yang turut disorot melalui puisi gubahan Vik. Daizon F. Pattinasarany yang dibacakan oleh Vik. Finanda Dassi, serta tarian trauma yang divisualisasikan oleh Ibu Angel Tamawiwy-Sihombing.
Dalam khotbahnya, Pdt. Maureen Suzanne Rumeser-Thomas, M.Th. (Ketua III Majelis Sinode GPIB) sebagai pelayan firman menyampaikan refleksi yang menghubungkan kisah Debora dengan keberadaan para perempuan GPIB saat ini. Pdt. Sussy mengingatkan para perempuan GPIB akan peranannya yang penting di tengah konteks kerusakan ekologis, kekerasan seksual pada perempuan, dan femisida.
Ibadah kemudian dilanjutkan dengan seremoni penutup yang secara resmi menutup seluruh rangkaian Temu Syukur 60 Tahun PKP GPIB. Penampilan kelompok ukulele dari GPIB “Galilea” Cilacap turut meramaikan seremoni penutup ini. Pemotongan Tumpeng HUT 60th PKP GPIB menjadi acara akhir yang memberikan kehangatan dan sukacita bersama. /ell