JAKARTA, Arcus GPIB – Yesus tidak menghendaki setiap pengikutNya, hanya asal ikut, tetapi menyadari segala risiko yang akan dihadapi, sehingga menghasilkan pengikut yang cerdas dan setia.
Demikian pesan renungan malam Sabda Bina Umat (SBU) Kamis 03/02/2022. Yesus menghendaki pengikutNya cerdas dan setia, tidak hanya sekadar ikut arus atau hanya sekadar melayani-Nya. Yesus menghendaki para pengikut-Nya bukan sekadar menjadi pengikut, tetapi menyadari bahwa mengikut Yesus ada konsekuensi dan tanggung jawab yang harus dijalani.
Laman idntimes.com menyebutkan, pada dasarnya, kita tidak akan selamanya hidup baik-baik saja, ada masa di mana situasi dan kondisi sangat menyulitkan hingga pada akhirnya terjebak di dalamnya. Untuk itu, kecerdasan sangat dibutuhkan. Dengan kecerdasan akan lebih mudah keluar dari permasalahan dengan tidak hanya berpatok pada teori.
Orang cerdas tidak hanya sebatas mengandalkan teori dalam memecahkan suatu masalah, tapi juga logika demi mencari jawaban terbaik dari yang baik. Menjadi orang cerdas dalam segala situasi sangat dibutuhkan.
Selain cerdas Tuhan juga butuh kesetianmu dan mau berserah pada kekuatan hukumNya. Apa itu berserah? Berserah bukan menyerah tapi penyerahan diri seutuhnya dan mengutamakan Tuhan, tidak fokus pada diri sendiri, rela melaksanakan tanggung jawab yakni memikul salib, bergantung sepenuhnya pada kasih Tuhan.
Mengapa kita harus bergantung pada Tuhan? Ini alasan penting mengapa berserah adalah cara menang yang paling membebaskan. Situs ameliadevina.com mengatakan:
Ketika kamu berserah, kamu mulai menerima. Dan penerimaan itu adalah kunci. Berserah itu seperti ketika kamu menghela nafas dan berkata, “Semua penderitaan ini sudah cukup. Terserah saja.. Aku menyerah.” Di saat kamu berserah, kamu membuka pintu penerimaan.
Berserah membuat kita berhenti berekspektasi, membuat kita lebih jauh dari penderitaan. Ketika kita berserah, otomatis kita akan melepaskan kontrol atas orang lain. Kita tidak menuntut orang lain atau keadaan berjalan sesuai keinginan kita. Penderitaan muncul karena kita terlalu banyak keinginan dan ekspektasi.
Berserah pada kekuatan Semesta yang tak terhingga di mana yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin, Surrender To The Law, berserahlah pada hukum-Nya. /fsp