JAKARTA, Arcus GPIB – Rasul Paulus mengatakan, berhentilah untuk saling menuduh karena merasa lebih baik dari yang lain. Semua masih harus belajar untuk bekerja sama.
”Kepada semua pihak, Paulus menasihati untuk berhenti saling menuduh karena merasa diri lebih baik daripada yang lain. Kita yang merasa diri ”berhikmat”, memiliki kelebihan dari yang lain pun tetap masih harus belajar, setidaknya belajar untuk memadukan kinerja kita dengan orang lain.”
”Sebaliknya, kita yang merasa ”biasa-biasa” saja harus berusaha mengejar hikmat agar memiliki nilai tambah supaya dapat lebih memaksimalkan peran dan fungsi bagi pembangunan jemaat.”
Demikian nasihat Rasul Paulus dalam renungan pagi Sabda Bina Umat (SBU) GPIB Senin 22 Juli 2024, mengangkat tema: ”BAGI YANG “MEMILIKI KELEBIHAN” mengurai Firman Tuhan 1 Korintus 3 : 16 – 23 fokus pada ayat 18: ”Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat.”
Nasihat ini disampaikan Paulus dalam rangka meredam konflik yang terjadi dalam persekutuan jemaat. Paulus melihat bahwa salah satu sumber konfliknya adalah karena ada di antara warga jemaat yang merasa ”lebih berhikmat” daripada yang lain, baik dalam dunia kerja maupun pelayanan.
Akan selalu ada orang-orang yang merasa ”lebih” daripada yang lain, seperti lebih berpengalaman, lebih berpendidikan, lebih berwenang, lebih kreatif lebih rajin, lebih kaya, secara postur tubuh lebih ideal, lebih fasih bicara, lebih berwibawa, dll.
Pada satu sisi, setiap ada warga jemaat yang terlihat potensial memiliki kelebihan untuk pembangunan gereja, pastilah akan dengan sigap diajak untuk aktif dalam pelayanan. Akan tetapi disisi lain, ketika orang-orang itu sudah memberdayakan ”kelebihannya” bagi pembangunan jemaat, ada yang merasa tersingkir, tersaingi bahkan terganggu.
Jika ini yang terjadi maka diantara pegiat pelayanan jemaat akan saling menuding: si Diaken menuduh si Penatua sebagai yang sok berhikmat sehingga harus selalu didengar dan ditaati sedangkan si Penatua menuduh si Diaken sebagai yang tidak mengerti bagian tugasnya; si anggota menuduh pengurus sebagai yang suka one man show mengerjakan semuanya sendiri, tidak melibatkan orang Iain sedangkan si pengurus mempersoalkan partisipasi anggota yang minim, dst. /fsp